Kang Agung, Mempertahankan Tanah Leluhur Demi Masa Depan Anak Cucu

11 Juli 2023, 08:49 WIB
Petani sayuran di Kampung Pasir Angling, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Bandung Barat, tengah memanen sayuran seladah, kawasan Desa Suntenjaya Lembang banyak diburu investor karena kesuburan tanahnya dan keasrian alamnya. /Portal Bandung Timur/Wafa Nur Afifah Az Zahra/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Hidup selaras dengan alam akan meningkatkan kesejahteraan manusia. Karena kita tidak dapat hidup terpisah dari alam, dan karena apa pun yang kita lakukan pada alam pada akhirnya akan kembali menghantui kita.

Kita semua akan mengalami dampak negatif dari lingkungan yang tercemar. Oleh karena itu, melindungi sumber daya alam sangat penting bagi generasi mendatang dan untuk mempertahankan kualitas hidup yang tinggi saat ini.

Filosofi itu pula yang dipegang oleh Gunawan Azhari seorang aktivis lingkungan di wilayah Kampung Pasir Angling, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Bandung Barat. Pria berusia 41 tahun yang akrab disapa Kang Agung ini sangat menyadari bahwa potensi alam yang berada di kampungnya sangat besar bagi kehidupan warga sekitar dan masyarakatnya.

Baca Juga: Transaksi di Shopee Live Meningkat 12 Kali Lipat di Puncak 7.7 Live Bombastis Sale

Dirasakannya potensi yang berlimpah di Pasir Angling bisa dimanfaatkan tanpa campur tangan dari pihak asing yang hanya peduli dengan kepentingan bisnis dan keuntungan semata. Tanpa memikirkan dampaknya ke masa yang akan datang bagi masyarakat sekitarnya.

“Kalau sampai desa ini di ambil alih oleh investor asing, warga disini cuma untung diawal aja. Seterusnya akan mendapatkan kerugia,” tutur Kang Agung.

Kawasan Lembang sudah sejak lama menjadi incaran para investor, tidak terkecuali dengan Desa Suntenjaya. “Sudah beberapakali didatangi investor asing untuk membeli tanah dan dijadikan bisnis,” ujar Kang Agung.

Diakui Kang Agung, dirinya berupaya untuk meyakini warga sekitar akan kerugian yang akan di dapat kelak. Akhirnya mereka sepakat untuk tidak sembarang memperjualbelikan lahan ke pihak asing, dan ingin mengembangkan desa wisata secara pribadi.

Baca Juga: Fazrul Rachman, Esotik Anggrek Jadi Inspirasi Berkarya hingga Terbangunnya Tatanan Nilai

Diakui Kang Agung, sebelumnya hanya bergerak sendiri. Tetapi kini dirinya  dibantu oleh karang taruna setempat, dalam menjaga kelestarian lingkungan yang ada ia berpendapat bahwa menjaga alam itu luas maknanya, sehingga harus melibatkan manusia dan mengembalikan fitrah alam dimulai dari hal yang kecil.

Profesi warga Desa Suntenjaya yang mayoritas sebagai petani dan peternak, namun tidak sedikit yang hanya menjadi buruh tani. Kondisi yang sudah terbangun menjadikan sistem pertanian dan sektor peternakan menjadi lebih efektif.

Hal ini tentunya bisa menekan biaya produksi, meningkatkan kualitas panen, dan juga menjaga kelestarian alam. Ini juga dibantu dengan memberikan pembinaan kepada warga desa, sehingga warga mulai memahami dan praktek menghasilkan kebutuhan dasar dalam bertani dan beternak.

Berbagai jenis kopi hasil perkembunan Kampung Pasir Anglikng Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat banyak diminati dan dipesan.
Salah satu penerapan sistem tersebut adalah memanfaatkan kotoran hewan ternak yang nantinya diproses menjadi pupuk organik ramah lingkungan dengan sebutan Kascing atau bekas cacing. Kascing tersebut dimanfaatkan warga untuk memenuhi kebutuhan budidaya tanaman, seperti kopi, selada, romaine, dan masih banyak lagi.

Selain itu, jika berkunjung ke Desa Suntenjaya wisatawan akan dikejutkan dengan penggunaan barang bekas seperti ban bekas, yang di daur ulang menjadi pot bibit, yang nantinya akan ditanam dilahan lebih besar. “Bibit kecilnya ditanam disini dulu, nanti pas sudah besar baru dipindah ke kebun,” terang Kang Agung.

Selanjutnya, hasil panen ada yang dikonsumsi pribadi, ada juga yang dijual ke pengepul lalu didistribusikan ke pasar-pasar yang ada di Bandung. Bahkan, beberapa sayuran yang jarang dikonsumsi oleh warga lokal seperti romaine, beberapa ada yang sudah di ekspor ke luar negeri. “Alhamdulillah warga jadi lebih banyak ambil untung, jadi gak ada bagi hasil dengan yang lain,” pungkas Kang Agung.(Wafa Nur Afifah Az Zahra)***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler