Usai di Guncang Gempa Bumi 6.2 Skala Richter, Pegunungan Yunnan di Landa Longsor Salju

22 Januari 2024, 19:36 WIB
Petugas penyelamat melakukan pencarian korban tanah longsor di desa Liangshui bagian timur laut provinsi Yunnan yang terjadi Senin 22 Januari pukul 06.00 pagi waktu setempat. /Tangkapanlayar YouTube South China Morning Post/

PORTAL BANDUNG TIMUR – Departemen Publisitas wilayah Zhenxiong melaporkan tanah longsor di provinsi pegunungan Yunnan di barat daya Tiongkok pada Senin 22 Januari 2024  pagi mengubur 47 orang dan menewaskan sedikitnya dua orang. Sedikitnya 200 orang dievakuasi di tengah suhu yang sangat dingin dan turunnya salju.

Tanah longsor di tengah badai salju terjadi di desa Liangshui di bagian timur laut provinsi Yunnan pada pukul 06.00 pagi waktu setempat. Petugas penyelamat berupaya menyelamatkan korban yang terkubur di dalam 18 rumah.

Televisi negara CCTV melaporkan ada 2 korban yang berhasil diselamatkan dari reruntuhan rumah. Penyebab tanah longsor belum diketahui secara pasti karena para penyintas dan tim penyelamat berjuang menghadapi salju dan suhu beku yang diperkirakan akan bertahan setidaknya selama tiga hari ke depan.

Baca Juga: Perjalanan Imlek Dikhawatirkan, Ribuan Orang Telah Meninggal di China

Salah seorang korban, Luo Dongmei (35) mengatakan bahwa pada saat kejadian dirinya sedang tidur. Dirinya selamat dan dipindahkan ke gedung sekolah oleh pihak berwenang setempat.

“Saya tertidur, tetapi saudara laki-laki saya mengetuk pintu dan membangunkan saya. Mereka bilang ada tanah longsor dan tempat tidurnya bergetar, jadi mereka bergegas ke atas dan membangunkan kami,” kata Luo Dongmei sebagaimana dikutip Portal Bandung Timur dari situs berita ArabNews.

Disampaikan Lou Dongmei, suaminya dan ketiga anaknya, serta banyak warga lainnya, telah diberikan makanan di sekolah. Namun mereka masih menunggu selimut dan perlindungan lainnya dari cuaca dingin.

Baca Juga: Covid Delta Kembali Serang 11 Provinsi di Cina Utara

Masih kata Lou Dongmei, dirinya belum dapat menghubungi saudara perempuan dan bibinya, yang tinggal dekat lokasi tanah longsor. “Satu-satunya hal yang bisa saya lakukan adalah menunggu,” kata Lou Dongmei lagi.

Sebelumnya, pekan lalu tim penyelamat mengevakuasi wisatawan dari kawasan ski terpencil di barat laut Tiongkok di mana puluhan longsoran salju. Salju tebal telah menjebak lebih dari 1.000 orang lebih selama seminggu.

Longsoran salju memblokir jalan-jalan, membuat turis dan penduduk terlantar di sebuah desa di prefektur Altay di wilayah Xinjiang, dekat perbatasan Tiongkok dengan Mongolia, Rusia, dan Kazakhstan.

Baca Juga: Di Laut China Selatan, Pesawat Tempur Angkatan Udara China Bermanuver di Depan Peswat Amerika Serikat

Tanah longsor, yang sering disebabkan oleh hujan atau pekerjaan konstruksi yang tidak aman, tidak jarang terjadi di Tiongkok. Setidaknya 70 orang tewas akibat tanah longsor tahun lalu, termasuk lebih dari 50 orang di tambang terbuka di wilayah Mongolia Dalam, Tiongkok.

Komisi Nasional Pengurangan Bencana dan Kementerian Manajemen Darurat melaporkan, bencana alam di Tiongkok menyebabkan 691 orang tewas dan hilang. Tahun lalu menyebabkan kerugian ekonomi langsung sekitar 345 miliar yuan atau sekitar 48 miliar dollar Amerika.

Kementerian Penanggulangan Bencana Sumber Daya Alam telah memberlakukan tindakan tanggap darurat terhadap bencana geologi dan mengirimkan tim kerja yang terdiri dari para ahli ke lokasi. Saat ini Menteri Manajemen Darurat Wang Xiangxi telah melakukan perjalanan ke lokasi longsor untuk memandu operasi penyelamatan.

Tanah longsor di Yunnan juga terjadi sebulan setelah gempa bumi terkuat di Tiongkok selama bertahun-tahun melanda wilayah barat laut di wilayah terpencil antara Gansu dan provinsi Qinghai. Setidaknya 149 orang tewas dalam gempa berkekuatan 6,2 skala Richter yang terjadi pada 18 Desember, menyebabkan rumah-rumah menjadi puing-puing dan memicu tanah longsor besar yang menggenangi dua desa di provinsi Qinghai.

Hampir 1.000 orang terluka dan lebih dari 14.000 rumah hancur dalam gempa bumi paling mematikan di Tiongkok dalam sembilan tahun terakhir.***

Editor: Heriyanto Retno

Sumber: Arab News

Tags

Terkini

Terpopuler