Network
PORTAL BANDUNG TIMUR - Berpulangnnya ke rahmatullah Syeikh Yusuf Al Qaradawi cukup mengejutkan sekaligus menimbulkan duka mendalam bagi umat Islam. Pasalnya, Pendiri Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS) itu dikenal sebagai tokoh ulama kharismatik, terpandang di dunia.
Syekh Yusuf Al Qaradawi adalah ulama besar yang lahir di sebuah desa kecil di Mesir bernama Shafth Turaab di tengah Delta Sungai Nil, lahir 9 September 1926. Semasa hidupmya, Syeikh Yusuf Al Qaradawi banyak menulis kitab di berbagai bidang keilmuan.
Baca Juga: Maulid Nabi Tanggal 12 Rabiul Awal 1444H, Momentum Teladani Sikap Kepemimpinan Rasulullah
Pada usia 10 tahun, beliau sudah hafal al-Qur'an, dan menamatkan pendidikan di Ma'had Thantha dan Ma'had Tsanawi, kemudian ia terus melanjutkan ke Universitas al-Azhar, Fakultas Ushuluddin. Ia lulus tahun 1952.
Akan tetapi ia baru mendapat gelar doktor pada tahun 1972 dengan disertasi “Zakat dan Dampaknya Dalam Penanggulangan Kemiskinan”, yang kemudian disempurnakan menjadi Fiqh Zakat. Sebuah buku yang sangat komprehensif membahas masalah zakat dengan nuansa modern.
Baca Juga: Ini Pesan Almarhum Syekh Yusuf Al Qaradawi untuk Indonesia
Syekh yusuf Al Qaradawi dikenal sebagai seorang ulama yang menolak pemisahan ilmu secara dikotomis, menurutnya itu akan menghambat kemajuan umat Islam, semua ilmu bisa Islami dan tidak Islami, tergantung kepada orang yang memandang dan mempergunakannya.
Syeikh Yusuf al Qaradawi juga dikenal memiliki metodologi khas dalam menyampaikan risalah Islam. Karena metodologi inilah beliau mudah diterima di kalangan dunia barat sebagai seorang pemikir yang selalu menampilkan Islam secara ramah, santun, dan moderat.***
