Muslim Inggris Mengkonsumsi Kurma Palestina, Memboikot Kurma Israel

- 12 Maret 2024, 15:00 WIB
Iklan layanan kampaye boikot kurma dari perkebunan dan perusahaan asal Israel.
Iklan layanan kampaye boikot kurma dari perkebunan dan perusahaan asal Israel. /Tangkapanlayar YouTube TRT World/

PORTAL BANDUNG TIMUR – Memasuki bulan Ramadhan 1445 Hijriah Muslim di Inggris tidak hanya melakukan pemeriksaan label produk di supermarket, tetapi juga memeriksa negara dan perusahaan asal produk yang dijual.

Seperti halnya pada Ramadhan tahun ini Muslim Inggris untuk memastikan pembelian mereka halal melakukan pemeriksaan. Seperti halnya pada bulan Ramadan ini, untuk produk kurma yang dijual di supermarket Inggris  mereka juga memeriksa di mana kurma ditanam.

Umat ​​​​Muslim biasanya berbuka puasa dengan buah manis, mengikuti tradisi Nabi Muhammad. Tahun ini, dengan latar belakang perang di Gaza, umat Muslim Inggris enggan membeli kurma Israel.

Baca Juga: Pangeran Charles Naik Tahta, Lagu Kebangsaan Inggris Raya Berubah jadi God Save The King

Menurut statistik yang dirilis oleh Friends of Al-Aqsa atau FOA, sebagaimana dikutip dari Arab News, Selasa 12 Maret 2024, Inggris dilaporkan merupakan importir kurma Israel terbesar kedua di Eropa. Pada tahun 2020, mengimpor lebih dari 3.000 ton kurma dari Israel, bernilai sekitar £7,5 juta atau setara $9,6 juta,

Selama lebih dari 14 tahun, FOA telah memimpin kampanye boikot #CheckTheLabel untuk meningkatkan kesadaran konsumen yang tanpa sadar membeli kurma Israel. Kampanye ini berfokus pada umat Islam selama bulan Ramadhan – saat melonjaknya penjualan kurma Israel di Eropa.

Sebagai bagian dari kampanyenya, kelompok advokasi tersebut telah mendorong para imam di masjid-masjid setempat untuk mengatasi boikot dalam khotbah mereka selama bulan suci Ramadhan.

Baca Juga: Inggris Gelontorkan 4,2 Miliar Pounsterling Guna Membeli 3 Kapal Laut Antisipasi Rusia

“Masjid sangat penting selama Ramadhan untuk mendorong pesan persatuan dan mendorong masyarakat menjadi konsumen yang beretika. Kampanye ini selalu diterima dengan sangat baik. Tidak seorang pun ingin berbuka puasa dengan kurma Israel, dengan produk yang membantu mempertahankan pendudukan ilegal atas tanah curian,”terang Shamiul Joarder dari FOA.

Pendudukan ilegal Israel telah memaksa banyak warga Palestina bekerja di bawah kondisi yang merendahkan martabat di pertanian pemukiman.

Human Rights Watch telah mendokumentasikan eksploitasi pekerja Palestina di industri kurma Israel, termasuk anak-anak berusia 11 tahun yang terpapar pestisida berbahaya dan perempuan yang harus bekerja berjam-jam dalam kondisi yang keras.

Gerakan boikot mendapatkan momentumnya di Inggris selama bertahun-tahun, terutama dalam konteks perang brutal Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 30.000 orang sejak Oktober 2023.

Abbas, seorang desainer Irak yang tinggal di London, mengatakan kepada Arab News tentang prevalensi kurma Israel di Inggris.“Saya selalu berasumsi bahwa produk tersebut diproduksi di negara-negara Arab,” kata pria berusia 21 tahun itu, seraya menambahkan bahwa media sosial dalam beberapa bulan terakhir telah membantunya menyadari pentingnya memeriksa label.

Sementara itu, Joarder memperingatkan bahwa eksportir Israel menyembunyikan asal usul kurma untuk “dengan sengaja menyesatkan” konsumen.

Baca Juga: Liz Truss Jadi Perdana Menteri Inggris, Ridwan Kamil Sebut The Power Of Cendol Elizabeth

“Saya tetap membeli kurma dari satu perusahaan yang saya tahu yaitu Saudi. Dengan begitu, saya tidak akan membeli produk dari merek Israel secara tidak sengaja,” Soha, seorang Muslim Inggris berusia 52 tahun.

Hal serupa juga terjadi di Inggris untuk mendorong konsumsi kurma Palestina, yang terkena dampak buruk dari pertumbuhan industri kurma Israel.

Badan amal Islam Penny Appeal telah menjual kurma yang bersumber secara etis dari Jericho, yang membantu memberikan penghidupan penting bagi para petani Palestina.

“Kami tentunya memperhatikan bahwa konsumen Muslim jauh lebih berhati-hati dalam membeli kurma. Kami menerima telepon dan email setiap hari yang meminta kami membuktikan teman kencan kami adalah orang Palestina,” kata Ahmad Bostan dari Penny Appeal.

Zaytoun, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Inggris yang mendukung petani Palestina, mengatakan bahwa menjamurnya kurma medjoul yang terjangkau di Inggris telah mendorong konsumen untuk membandingkan harga.

“Pertanian dan perdagangan di bawah pendudukan mengakibatkan biaya lebih tinggi, dan petani Palestina tidak memiliki skala ekonomi yang biasanya mengurangi biaya produksi,” kata Zaytoun.

Meskipun demikian, Zaytoun telah mengalami “lonjakan dukungan yang luar biasa” terhadap produk-produk Palestina, yang kini tersedia di pengecer besar Inggris seperti Selfridges, Fenwicks, dan Whole Foods Market.

“Selain budidaya kurma secara langsung, sektor kurma juga menciptakan peluang kerja di industri terkait seperti penyortiran, pengolahan, pengepakan, percetakan, pengemasan, pendinginan, pengangkutan, logistik dan banyak lagi,” kata organisasi tersebut.

“Dengan berkontribusi terhadap pertumbuhan sektor kurma, konsumen secara aktif berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi Palestina yang lebih luas, memupuk ketahanan dalam menghadapi kondisi yang penuh tantangan.***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah