Sammiza Chips, Buktikan Daun Teh Bukan Hanya Untuk Diminum

- 11 Juni 2021, 00:34 WIB
Inovasi warga  Perkebunan Teh Gambung, Desa Mekarsari, Ciwidey, Kabupaten Bandung ciptakan makanan tradisional berbahan daun teh.   
Inovasi warga  Perkebunan Teh Gambung, Desa Mekarsari, Ciwidey, Kabupaten Bandung ciptakan makanan tradisional berbahan daun teh.   /Foto : Istimewa

PORTAL BANDUNG TIMUR - Bagi masyarakat Asia khususnya Indonesia, daun teh merupakan minuman yang sangat digemari, baik oleh kalangan tua maupun muda. Banyak sekali olahan teh yang tersebar di masyarakat, olahan teh modern dan kekinian adalah seperti Thaitea dan Bubbletea.

Hampir semua olahan teh di buat menjadi minuman dengan berbagai cita rasa yang unik dan juga tampilan yang menarik. Namun, pernah membayangkan tidak ada keripik terbuat dari daun teh?  Nah inovasi baru ini bisa kita jumpai di Perkebunan Teh Gambung, Desa Mekarsari, Ciwidey, Kabupaten Bandung.

Dengan slogannya yang unik ‘Biasanya Diminum, Sekarang Dimakan’,  Syam Syahid,  seorang pemuda lulusan dari UNIKOM dari Gambung, Desa Mekarsari mencoba inovasi baru. Mengolah daun teh menjadi bahan baku untuk membuat kripik dengan berbagai rasa, ada yang pedas, gurih, dan juga ada yang rasanya original.

Baca Juga: Antusias, Warga Kota Bandung Ikuti Serbuan Vaksinasi Masal Covid-19

Tekstur dari Kripik Teh ini renyah, garing, namun ada sensasi aroma teh yang membuat lidah ketagihan. Tidak seperti cemilan kripik bayam yang daunnya langsung dicelupkan ke adonan terigu, untuk pembuatan Kripik Teh ini setelah dipetik kemudian di tumbuk kasar sehingga mengeluarkan aroma teh yang cukup kuat yang membuat rasa dari Kripik Teh ini sangat unik.

Hal ini dilakukan karena dalam percobaan pertamanya membuat Kripik Teh adonan terigu yang telah di goreng kering sangat mudah sekali lepas dari daun teh nya.  Adonan untuk Kripik Teh dibuat seperti adonan membuat pangsit pada umumnya.

Menggunakan bahan-bahan seperti, terigu, tepung tapioka, telur, bawang putih, garam dan bahan tambahan lainnya. Lalu setelah itu digiling hingga tipis memakai alat pemotong khusus yang biasa digunakan untuk membuat mie. Setelah tipis, kemudian adonan dipotong kotak-kotak.

Menurut sang pelopor kripik daun Teh,  Syam Syahid,  kripik Teh khas Gambung dibuat dari daun teh yang dipetik warga dari sekitar rumah mereka. Sehingga, selain berjualan juga sekaligus memberikan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.

Baca Juga: Dimasa Pandemi Covid-19, Hasil Pertanian Surplus Nasib Petani Tidak Kunjung Membaik

“Untuk menciptakan citarasa yang pas, daun teh untuk kripik dipilih dari bagian tengah dari pohonnya. Tidak terlalu tua, namun bukan juga pucuk teh-nya,” terang Syam Syahid, membuka rahasia.

Setelah berjalan cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun-an usaha Kripik daun teh ini terbilang cukup sukses dan antusias masyarakat terhadap cemilan ini sangat tinggi. Hal ini terbukti dengan permintaan yang cukup tinggi di berbagai Centra Oleh-Oleh di Ciwidey.

"Dalam sebulan keripik teh Sammiza Chip menjual lebih dari 500 bungkus yang tersebar di berbagai sentra oleh-oleh di Ciwidey. Kami juga menjualnya secara online,  jadi penikmatnya sudah menyebar ke berbagai kota di Indonesia maupun mancanegara seperti Malaysia." ucapnya saat di wawancara.

Untuk penjualannya Syam Syahid membuka Reseller serta di distribusikan ke toko-toko makanan dan centra oleh-oleh di kawasan wisata Ciwidey. Sementara untuk penjualan online bisa didapatkan melalui media sosial Facebook dan Instagram @sammizachips.  

Harga-nya pun terbilang murah untuk cemilan yang tidak biasa ini, satu bungkus keripik teh ini dibandrol Rp15.000 per bungkus ukuran 160 gram. Selain itu, jangan khawatir mengenai kehiegenisan produk ini, karena sudah di daftarkan ke dinas kesehatan dan mendapatkan label halal MUI. (refi Aahmad fatoni)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah