PORTAL BANDUNG TIMUR - Dari Aisyah radhiyallahu anha, bahwa Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam menilai istimewa sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan dibandingkan malam malam-malam sebelumnya. Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam meningkatkan kesungguhan (ibadahnya) di sepuluh terakhir (bulan Ramadhan) yang tidak dilakukan pada hari-hari sebelumnya.
Hadist lainnya meriwayatkan, ‘DariAisyah radhiyallahu anha, Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.”
“Ada sejumlah hadist riwayat Al-Bukhari dan Muslim, tentang ibadah Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam di sepuluh hari terakhir Ramadan, sebagaimana yang diriwayatkan Aisyah radhiyallahu anha, istri beliau. Hal ini menunjukan bahwa hari ke sepuluh terakhir di bulan Ramadan begitu istimewa bagi Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam,” ujar Ustad Didi Saefulloh seorang pemuka agama di Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung.
Di antara ibadah yang dilakukan Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam di sepuluh terakhir bulan Ramadan adalah menghidupkan malam-malam Ramadhan. Sebagaimana dalam shahih Muslim, Aisyah radhiyallah anha meriwayatkan; Aku selalu menyaksikan beliau beribadah selama Ramadhan hingga menjelang subuh.
Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam selalu membangunkan keluarganya untuk sholat malam di malam sepuluh terakhir bulan Ramadan. Sebagaimana dalam hadits Abi Dzar yang artinya; Bahwasannya Rasulullah saw beserta keluarganya bengun (untuk beribadah) pada malam 23, 25, 27. Khususnya pada malam 29. Bahkan dalam satu riwayat Rasulullah pernah membangunkan Fathimah dan Ali di malam hari itu dan berkata “Ayo bangun-bangun, shalat-shalat.”
Hadist lain meriwayatkan, Bahwa Rasulullah saw ketika memasuki sepuluh terakhir malam Ramadan beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan (beribadah) malam itu dan membangunkan keluarganya.
“Bahkan dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Sayyidah Aisyah menerangkan bahwa Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam beri’tikaf di sepuluh terakhir bulan Ramadan, hingga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memanggilnya,” jelas Ustad Didi Saefulloh.
Di malam sepuluh hari terakhir Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam mengajarkan Aisyah radhiyallahu anha, istri beliau, sebuah doa;“Allahumma innaka afuwwun tuhibbul-afwa fa’fu anna.” “Ya Allah ya Tuhan, Engkau Maha pengampun, Engkau menyukai ampunan (kepada setiap makhluk Allah). Karenanya, ampunilah kami.”