PORTAL BANDUNG TIMUR - Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam surah An Nisa 146 yang berbunyi; "Illallazina tabu wa aalahu wa'tasamu billahi wa akhlasu dinahum lillahi fa ula`ika ma'al-mu`minin, wa saufa yu`tillahul-mu`minina ajran 'azima", yang artinya; "Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar."
“Ramadan akan segera berakhir dalam beberapa hari ke depan. Seluruh amal ibadah yang telah dilaksanakan selama bulan Ramadan akan ada hitung-hitungannya, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surah An Nisa tersebut diatas, hanya mereka yang menjalankan amal ibadah dengan melaksanakan amal ibadah dengan penuh ketaubatan, berkeyakinan dan penuh keiklasan yan akan Allah Subhanahu Wa Ta’ala beri pahala yang besar,” ujar Ustad Didi Saefulloh seorang pemuka agama di Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung.
Disampaikan Ustad Didi Saefulloh, bahwa bulan Ramadan merupakan bulan penuh rahmat dan ampunan dimana seluruh amalan akan dilipargandakan yang tidak terhingga. “Ada banyak hadist yang meriwayatkan sabda Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam tentang bulan Ramadan dimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjanjikan pahala berlipatganda, semisal hadist riwayat Bukhari dan Muslim, Barang siapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan penuh pengharapan, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Namun, menurut Ustad Didi Saefulloh, pahala yang berlipatganda tersebut akan diraih setiap umat Muslim yang melaksanakan seluruh rangkaian ibadah selama bulan Ramadan dengan penuh keyakinan atau keimanan serta keiklasan ataupun kesabaran.
Hal yang tidak boleh dilupakan, menurut Ustad Didi Saefulloh, selain dua kunci keyakinan dan keiklasan, ibadah yang dilaksanakan juga ada baiknya dilaksanakan secara rutin.
Sebagaimana diriwayatkan dalam hadist Imam Muslim, Alqamah pernah bertanya pada Ummul Mukminin Aisyah tentang tata cara Nabi beramal apakah beliau mengkhususkan hari-hari tertentu untuk beramal atau tidak. Aisyah menjawab, “Amalan beliau adalah amalan yang rutin dilakukan,”
Dalam hadist riwayat Imam Muslim lainnya disebutkan, “Aisyah juga pernah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT adalah amalan yang berkelanjutan atau rutin walaupun itu sedikit.”
Hadist lainnya, sebagaimana diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam bersabda, "Wahai sekalian manusia. Kerjakanlah amalan-amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Sesungguhnya Allah tidak bosan sampai kalian bosan. Dan sungguh, amalan yang paling dicintai oleh Allah yaitu yang dikerjakan secara terus-menerus walaupun sedikit."