Network
PORTAL BANDUNG TIMUR - Allahumma laa taj'alhu aakhiral 'ahdi min shiyaamina iyyaah, fa-in ja'altahu faj'alnii marhuuman wa laa taj'alnii mahruuma. "Ya Allah, janganlah Engkau jadikan puasa ini sebagai yang terakhir dalam hidupku. Seandainya Engkau berketetapan sebaliknya, maka jadikanlah puasaku ini sebagai puasa yang dirahmati bukan yang hampa semata."
Hari ini, merupakan Jumat ke 4 di bulan Ramadan, bertepatan dengan hari ke 23 di bulan Ramadan 1444 Hijriah. “Tanpa terasa bulan Ramadan akan segera berakhir dalam beberapa hari kedepan, seakan baru kemarin kita memulai ibadah Puasa di bulan suci Ramadan dengan melaksanakan sejumlah rangkaian ibadah, mulai dari sahur, berbuka puasa, sholat tarawih dan witirnya, kemudian disambung bertadarus dan berdzikir hingga melaksanakan sholat malam,” ujar Ustad Didi Saefulloh, seorang pemuka agama di Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung terkait dengan pelaksanaan ibadah Puasa di bulan Ramadan yang tinggal beberapa hari lagi.
Diingatkan Ustad Didi Saefulloh, pelaksanaan ibadah fardhu dan sunnah yang sudah baik dan meningkat selama pelaksanaan Puasa 20 hari kebelakang jangan sampai kualitasnya menurun karena kesibukan duniawi. “Sudah menjadi hal umum kalau pada awal-awal Puasa masjid dipenuhi jamaah, tapi menjelang pertengahan mulai berkurang dan menjelang akhir semakin berkurang karena ditinggal jamaah yang sibuk mempersiakan kebutuhan mudik pulang kampung ataupun Lebaran,” ujar Ustad Didi Saefulloh.
Padahal, memasuki 10 hari terakhir Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam justru semakin meningkatkan ibadah, dan juga menyuruh istri-istrinya serta keluarganya untuk melaksanakan sholat tengah malam, melaksanakan itikaf dengan bertadarus. Dan hal ini pula yang diikuti para sahabat.
Dalam sejumlah riwayat, menyebutkan Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam mengajak umat Islam untuk memburu Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir Ramadan. Salah satu cara yang dilakukan Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam untuk memburu Lailatul Qadar dengan melaksanakan Itikaf.
“Secara bahasa, Itikaf berarti tetap atau tidak beranjak pada sesuatu keadaan, dalam hal yang baik atau di dalam hal yang buruk. Sedangkan menurut syara’ sebagaimana dijelaskan Syekh Abu Qasim dalam kitab Fathul Qarib, Itikaf adalah berdiam diri di dalam masjid dengan cara yang sudah ditentukan,” terang Ustad Didi Saefulloh.
Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam disampaikan Sayyidah Aisyah radhiyallahu anha, lebih giat beribadah. Sebagaimana diriwayatkan hadist Muslim, Dari Aisyah r.a., “Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam. Pada sepuluh terakhir di bulan Ramadan lebih giat beribadah melebihi hari-hari selainnya.”
Hadist lainnya, diriwayatkan Bukhari dan Muslim, dari Sayyidah Aisyah radhiyallahu anha, “Jika telah datang 10 hari yang terakhir (di bulan Ramadhan), Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam-malamnya (dengan beribadah), dan membangunkan keluarganya (untuk beribadah).”
