PORTAL BANDUNG TIMUR - Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam surah Adz Dzariyat ayat ke 56; Wamaa khalaqtul jinna wal-insa ilaa liya’buduun. Yang artinya; “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku,”
“Surah Adz Dzariyat terdiri atas 60 ayat, merupakan surah ke-51 dan termasuk ke dalam Juz 26 dan 27 dalam Alquran. Penamaan surah Adz Dzariyat diambil dari ayat pertama dari kata Zariyati, yang memiliki arti angin yang menerbangkan,” terang Ustad Didi Saefulloh seorang pemuka agama di Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung.
Disampaikan Ustad Didi Saefulloh, surah Adz Dzariyat yang tergolong ke dalam surah Makkiyah, dalam sejumlah tafsir, terutama ayat ke 56 memiliki arti sangat luas. “Demikia pula bila dikaitkan dengan posisi kita sebagai umatNya pasca melaksanakan rangkaian ibadah di bulan suci Ramadan dan kini memasuki bulan Syawal,” tambah Ustad Didi Saefulloh.
Pasca bulan suci Ramadan dan memasuki bulan Syawal menurut Didi Saefulloh setiap umat Muslim bisa menilai diri sendiri, termasuk golongan mana dalam menjalankan ibadah puasa. “Bagi mereka yang benar-benar berhasil dalam menjalankan ritual ibadah selama bulan Ramadan tentunya akan terus beribadah dan mempertahankan kualitas ibadahnya, karenanya selalulah mengingat akan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagaimana dalam surah Adz Dzariyat tersebut di atas,” ujar Ustad Didi Saefulloh.
Dikalangan alim ulama dikenal tiga kelompok orang berpuasa di bulan Ramadan. Kelompok pertama adalah mereka yang menjalankan ibadah puasa secara formal atau sekadar menahan lapar dan dahaga.
Kemudian, kelompok kedua adalah mereka yang berpuasa dengan menjaga penglihatan, pendengaran, dan segala hal yang membatalkan pahala puasa. “Karena mereka sadar dan tahu dalam berpuasa ada yang membatalkan puasa dan ada yang membatalkan pahala puasa,” ujar Ustad Didi Saefulloh.
Kelompok ketiga menurut Ustad Didi Saefulloh adalah mereka yang menjalankan ibadah puasa selalu ingat Allah agar senantiasa merasa diawasi dalam segala hal. Mereka berpuasa karena ketakwaan kepada Allah, taat kepada perintah-Nya, menundukkan hawa nafsu dan syahwat, mengendalikan seluruh anggota tubuh, menyehatkan badan, membakar dosa-dosa, dan menumbuhkan rasa kepedulian sosial.
Bulan suci Ramadan tidak sebatas selesai saat dipungkas dengan datangnya Idul Fitri, namun setiap Muslim yang taat hendaknya bermuhasabah, melakukan instrospeksi diri. Memiliki kekhawatiran dalam hati, apakah puasa kita diterima atau tidak.