Doa Pertengahan Bulan Syaban

- 25 Februari 2024, 04:00 WIB
Memanjatkan doa dipertengahan bulan Syaban merupakan waktu Allah Subhanahu Wa Taala menurunkan syafaat dan magfirah.
Memanjatkan doa dipertengahan bulan Syaban merupakan waktu Allah Subhanahu Wa Taala menurunkan syafaat dan magfirah. /Pixabay/SuleymanKarakas/

PORTAL BANDUNG TIMUR – Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan umatNya untuk berdoa kepadaNya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam  surah Al-Mu'min ayat 60, “Wa qala rabbukumud’uni astajib lakum, innalazina yastakbiruna ‘an ‘ibadati sayadkhuluna jahannama dakhirin. Yang artinya, Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.

Dalam sejumlah tafsir disebutkan bahwa berdoa adalah salah satu bentuk atau cara beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebagaimana disebutkan dalam hadist riwayat At-Tirmidzi dari Anas bin Malik, diriwayatkan dari 'aisyah, dia berkata, "Nabi Shalallahu allaihi wassalam ditanya orang, 'Ibadah manakah yang paling utama? Beliau menjawab, 'Doa seseorang untuk dirinya."

Baca Juga: Jarak Allah dengan UmatNya Sangatlah Dekat, Bila Kita Selalu Berdoa

Hari ini, Minggu 25 Februari 2024 bertepatan dengan pertengahan bulan Syaban, tanggal 15 Syaban 1445 Hijriah dimana pada malam tadi dikenal dengan Malam Nisfu Syaban. Ada banyak doa yang dianjurkan untuk dibacaan  oleh setiap Muslim di pertengahan bulan Syaban. Doa yang dianjurkan tersebut;

Allahumma ya dzal manni wa la yumannu ‘alaih, ya dzal jalali wal ikram, ya dzat thawli wal in‘am, la illaha illa anta zhahral laajiin wa jaral mustajirin wa amanal kha’ifin.

Allahumma in kunta katabtani ‘indaka fi ummil kitabi syaqiyyan aw mahruman aw matrudan aw muqottaran ‘alayya fir rizqi, famhullahumma bi fadlika syaqawati wa hirmani wa tordi wa iqtaro rizqi, wa astbitni ‘indaka fi ummil kitab sa‘idan marzuqan muwaffaqan lil khairat. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fi kitabikal munazzali ‘ala lisani nabiyyikal mursal, yamhullahu maa yasyaau wa yutsbitu, wa ‘indahu ummul kitab.

Illahi bittajalli al-‘adhom fi lailatin nisfi min sya’bana al-mukarromi allati yufroqu fiha kullu amrin hakimin wa yubromu. As aluka an taksyifa ‘anna minal balaa i, maa na’lamu wa maa laa na’lamu wa maa anta bihi a’lamu innaka anta al-‘azzu al-akramu. Wa shallallahu ‘ala sayyidina muhammad wa ala alihi wa shahbihi wa sallam.

Artinya: “Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut.

Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh dengan Anugerah-Mu sebagai orang celaka, yang terhalang, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka tetapkanlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan diberi taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’

Baca Juga: Berdoa Sebagai Bukti Umat Dalam Bertakwa dan Berikhtar

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x