Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Indonesia

- 12 Juni 2022, 03:15 WIB
Ilustrasi virus. Kementerian Kesehatan telah mendeteksi adanya kasus  subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia.
Ilustrasi virus. Kementerian Kesehatan telah mendeteksi adanya kasus subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia. /Foto WHO

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kementerian Kesehatan mendeteksi adanya subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia. Sejak 6 Juni 2022 telah diketemukan 4 kasus subvarian baru BA.4 dan BA.5 pertama yang dilaporkan di Indonesia.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, mengatakan bahwa ada 4 kasus subvarian baru BA.4 dan BA.5 pertama yang dilaporkan di Indonesia pada 6 Juni 2022.  Ke 4 kasus tersebut terdiri dari 1 orang positif BA.4 seorang WNI dengan kondisi klinis tidak bergejala serta vaksinasi sudah dua kali.

Sementara sisanya 3 orang kasus positif BA.5. “Mereka merupakan pelaku perjalanan luar negeri delegasi pertemuan the Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali pada 23 sampai 28 Mei,” terang Mohammad Syahril, sebagaimana dikutip Portal Bandung Timur  dari siaran pers yang disampaikan secara virtual.

Baca Juga: Gempabumi Tektonik Dangkal Guncang Kabupaten Cianjur Jawa Barat

Kondisi klinis tiga orang, antara lain dua orang tidak bergejala dan satu orang gejala ringan dengan sakit tenggorokan dan badan pegal. Mereka rata-rata sudah vaksin Booster bahkan sampai ada yang 4 kali divaksin Covid-19.

Dikatakan Mohammad Syahril, di tingkat global secara epidemiologi subvarian BA.4 sudah dilaporkan sebanyak 6.903 sekuens melalui GISAID. Laporan tersebut berasal dari 58 negara dan ada 5 negara dengan laporan BA.4 terbanyak, antara lain Afrika Selatan, Amerika Serikat, Britania Raya, Denmark, dan Israel.

Sedangkan BA.5 sudah dilaporkan sebanyak 8.687 sekuens dari 63 negara. Ada 5 negara dengan laporan sekuens terbanyak yaitu Amerika, Portugal, Jerman, Inggris, dan Afrika Selatan.

Baca Juga: Bertemu Ridwan Kamil di KBRI Swiss, Ini yang Dilakukan Menaker Ida Fauziyah

''Dari laporan itu disampaikan bahwa transmisi BA.4 maupun BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan subvarian omicron BA.1 dan BA.2. Kemudian tingkat keparahan dari BA.4 dan BA.5 disampaikan tidak ada indikasi menyebabkan kesakitan lebih parah dibandingkan varian omicron lainnya,'' ujar Mohammad Syahril.

Dikatakan Mohammad Syahril, ada 3 negara yakni Afrika Selatan, Portugal, dan Chili, yang kenaikan kasus COVID-19 dikaitkan dengan meningkatnya kasus BA.4 dan BA.5. Sementara di Indonesia kasus adanya BA.4 dan BA.5 dimulai di awal Juni 2022.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x