Setelah Penyu Belimbing dan Sisik, Giliran Populasi Penyu Hijau Terancam

- 13 Desember 2020, 15:00 WIB
PELEPASAN Tukuk (anak penyu) di Pantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kab. Tasikmalaya terus mengalami penurunan akibat aktivitas nelayan dan pariwisata.
PELEPASAN Tukuk (anak penyu) di Pantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kab. Tasikmalaya terus mengalami penurunan akibat aktivitas nelayan dan pariwisata. /Portal Bandung Timur/Heriyanto Retno/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Populasi penyu hijau (Chelonia mydas) di kawasan Pantai Sindangkerta, Kec. Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, semakin terancam. Aktivitas nelayan menangkap ikan dengan menggunakan jaring rawas jengkol (jaring rawe) di zona inti konservasi penyu Tegal Sereh Sindangkerta banyak menjerat penyu hijau yang hendak mendarat.

Petugas Kehutanan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Cipatujah, Ade, mengungkapkan bahwa pendaratan penyu hijau sejak tiga tahun terakhir mengalami penurunan. “Semula jumlah pendaratan (penyu hijau) mencapai belasan dan bahkan puluhan, kini paling banyak 11 kali, dan untuk bulan (Maret) ini saja hanya tujuhkali pendaratan,” ujar Ade disela-sela kegiatan perawatan tukik (anak penyu) penyu hijau di zona inti Pantai Sindangkerta.

Dikatakan Ade, setelah penyu belimbing (Dermochelys coreacea) dan penyu sisik (Eretmochelys imbricate) yang tidak lagi mendarat ke Pantai Sindangkerta, kini penyu hijaupun dikhawatirkan tidak akan mendarat. “Kondisi ini tentu saja akan sangat mengurangi populasi penyu hijau yang menjadi khas pantai selatan Jawa Barat mulai dari wilayah Sukabumi hingga Pangandaran,” terang Ade.

Baca Juga: Drama Korea Terbaru ‘Run On’ Akan Tayang 16 Desember 2020 di JTBC

Baca Juga: Data Stok Darah PMI Kota Bandung 13 Desember 2020

Berkurangnya populasi akibat semakin berkurangnya pendaratan penyu hijau ke Pantai Sindangkerta, meurut Dedi diakibatkan oleh sejumlah hewan pemangsa, seperti anjing liar, burung elang laut dan hewan lainnya. “Bahkan sejak tahun 2012 penggunaan jaring rawe oleh nelayan penangkap ikan pari juga turut mempengaruhi populasi penyu hijau yang tidak sedikit penyu yang terjaring mengalami stress dan bahkan mati,” ujar Ade.

Terhadap kondisi populasi sejumlah penyu khas pantai selatan laut Jabar yang kian menurun dan bahkan mendekati kepunahan sebagaimana riset International Union for the Conservation of Nature, Dedi berharap instansi terkait yangmengurusi masalah perikanan dan nelayan untuk mengeluarkan larangan. “Padahal UU No 7 Tahun 1999, sudah jelas melarang bahwa penyu hijau, sisik dan belimbing dilarang untuk diburu dan atau diperjualbelikan,” ujar Ade.

Berdasarkan data Konservasi Margasatwa Sindangkerta, penurunan sudah mulai terjadi sejak tahun 2015,  tercatat 44 ekor penyu hijau yang melakukan pendaratan ke Pantai Sindangkerta, Dari 44 ekor penyu yang mendarat, hanya 42 ekor penyu yang bertelur sebanyak 3.333 butir dan sebanyak 2.976 menetas, hanya 2.835 ekor tukik yang dapat dilepaskan.

Baca Juga: Trebang Randu Kentir, Tarian Pengungkap Rasa Kehilangan  

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah