PORTAL BANDUNG TIMUR - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) segera melantik jajaran kepengurusan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Kabupaten Cianjur periode 2022-2027. Kepengurusan baru PC NU Kabupaten Cianjur ke depan diharapkan mampu melakukan berbagai perubahan dan mandiri.
Sebagaimana disampaikan Ketua PC NU Cianjur yang akan dilantik KH Deden Usman Ridwan kepada Portal Bandung Timur, Senin 8 Agustus 2022, bahwa Rais 'Aam PBNU, KH Miftahul Akhyar berencana akan melantik jajaran PC NU Kabupaten Cianjur. “Iyah direncanakan langsung Rais 'Aam PBNU, KH Miftahul Akhyar yang akan melantik jajaran kepengurusan PC NU Cianjur,” ujar KH Deden Usman Ridwan.
Disampaikan KH Deden Usman Ridwan bahwa pelaksanaan pelantikan akan dilaksanakan hari Selasa 9 Agustus 2022 besok bertempat di Pondok Pesantren Al-itishom Coblong Warungkondang Cianjur. Pelantikan akan dilaksanakan oleh Rais 'Aam PBNU, KH Miftahul Akhyar dan dihadiri, Ketua PWNU Jawa Barat, KH Juhadi Muhammad, dan Bupati Cianjur H Herman Suherman serta tamu undangan lainnya.
Baca Juga: Brigadir RR, Salah Satu Ajudan Istri Irjen Pol Ferdy Sambo Jadi Tersangka
Selain pelantikan kepengurusan PC NU, menurut KH Deden Usman Ridwan, juga dilaksanakan pelantikan pengurus lembaga badan otonom atau banom dengan jumlah 18 lembaga. "Setelah selesai pelantikan dilanjutkan persiapan pelaksanaan musyawarah kerja," tambah KH Deden Usman Ridwan.
KH Deden Usman Ridwan mengatakan, dibawah kepemimpinannya kelak akan mengupayakan kantor PC NU senyaman mungkin baik bukan hanya untuk pengurus tingkat kabupaten, tapi juga di tingkat kecamatan dan para lembaga dan warga Nahdiyin. “Juga akan membuat pondok pesantren terpadu secara periodik tempatnya di PC NU,” ujar KH Deden Usman Ridwan
Sementara untuk santrinya menurut KH Deden Usman Ridwan, akan mengambil dari perwakilan MWC di 32 kecamatan. "Tiap perwakilan kecamatan akan diambil 2 orang. Jadi jumlahnya santri 64 orang," jelas KH Deden Usman Ridwan.
Para santri tersebut, kata KH Deden Usman Ridwan, akan didik ilmu agama dan manajerial selama enam bulan. Setelah selesai didik akan dikembalikan lagi ke wilayahnya masing masing dan akan dilanjutkan kembali mendidik lagi dengan santri yang baru.
"Program ini akan kami laksanakan, karena selama ini pengkaderan di NU didominasi oleh kalangan akademisi. Sementara santri salafiyah belum diakomodir. Karena itu, biar seimbang nanti santri salafiyah juga akan diberi ilmu pengetahuan," paparnya.