Jangan Waktu Kejadian, Penanganan Lingkungan Perbatasan Kabupaten Bandung dan Sumedang  

- 1 Februari 2021, 12:47 WIB
Wakil Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Bandung Yayat Sudayat sayangkan belum ada aksi nyata tangani banjir kawasan Kabupaten Bandung wilayah timur.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Bandung Yayat Sudayat sayangkan belum ada aksi nyata tangani banjir kawasan Kabupaten Bandung wilayah timur. /Portal Bandung Timur/neni mardian/

 

PORTAL BANDUNG TIMUR -  Penanganan lingkungan di wilayah perbatasan Kabupaten Bandung dan Sumedang harus dilakukan secara masif berkelanjutan. Penanganan jangan hanya sebatas waktu musim penghujan dan terjadi banjir atau bencana alam lainnya.

Hal tersebut ditegaskan Anggota DPRD Kabupaten Bandung dari Fraksi Partai Demokrat Yayat Sudayat, saat mengunjungi Kantor Kecamatan Rancaekek, Senin 1 Februari 2021. Dicontohkannya kasus bencana alam sepanjang pekan lalu di Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung dan Kecamatan Jatinangor serta Cimanggung Kabupaten Sumedang, yang terjadi akibat kerusakan lingkungan.

"Saya berharap kepada Pemkab Bandung dan Pemkab Sumedang yang difasilitasi pemerintah Provinsi Jabar dan pusat duduk bersama dalam upaya membahas persoalan lingkungan yang selama ini kawasan Rancaekek rawan banjir," ungkap Yayat Sudayat kepada Portal Bandung Timur.

Baca Juga: Termasuk Kota Bandung, PPKM Belum Menunjukan Hasil Maksimal

Dikatakan Yayat Sudayat juga sudah menjalin komunikasi dengan sejumlah Anggota DPR RI, di antaranya dengan H. Dede Yusuf M. Effendi (Partai Demokrat), H. Cucun Ahmad Syamsurijal (PKB) dan H.  Anang Susanto. Hal tersebut dlakukan supaya ada prioritas penanganan persoalan lingkungan di wilayah Bandung Timur maupun Dapil 4, khususnya di Rancaekek dan Cicalengka yang masuk daerah rawan banjir. 

"Kami berharap ada prioritas penanganan lingkungan di daerah rawan banjir. Jangan sampai peristiwa banjir menjadi agenda tahunan setiap musim penghujan seperti halnya Baleendah dan Dayeuhkolot," ujar Yayat Sudayat. 

Selain berharap dukungan dan dorongan dari para anggota legislatif Senayan, Yayat Sudayat yang merupakan Wakil Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Bandung berharap, Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC)  melanjutkan program normalisasi Sungai Citarik dan Sungai Cikeruh, anak Sungai Citarum yang selama ini rawan banjir. 

Baca Juga: Belajar Bahasa Asing, Mendalami Berbagai Budaya Bangsa

"Kami berharap, BBWSC memprogramkan pelaksanaan normalisasi Sungai Citarik yang melintasi Desa Haurpugur,  Nanjung Mekar dan Desa Bojongsalam Kecamatan Rancaekek, dan Desa Panenjoan Kecamatan Cicalengka, sepanjang 5 km, yang saat ini menjadi salah satu penyebab banjir," tuturnya. 

Ia pun berharap Sungai Cikeruh pun harus menjadi program prioritas dalam penanggulangan banjir di Desa Bojongloa, Rancaekek Wetan dan Desa Rancaekek Kulon. 

"Belakangan ini, banjir di Kecamatan Rancaekek makin besar. Debit air masuk ke rumah warga," keluhnya. 

Pelaksanaan normalisasi Sungai Citarik dan Sungai Cikeruh itu merupakan program nasional, selain menjadi perhatian Pemkab Bandung dan Pemkab Sumedang. Termasuk para pengusaha pabrik juga turut dilibatkan dalam penataan lingkungan di kawasan Rancaekek itu. 

"Jangan sampai ada ego masing-masing untuk kepentingan masyarakat luas," ujarnya. 

Yayat Sudayat juga berharap di kawasan Rancaekek ada pembangunan situ atau danau buatan untuk penanganan banjir rutin setiap tahunnya. Pembangunan situ itu untuk menampung air disaat memasuki musim hujan. 

Ia pun mengaku prihatin dampak banjir yang terus menghantui masyarakat Rancaekek itu, tiga rumah warga di Kampung Rancadarah Desa Nanjungmekar Kecamatan Rancaekek sempat terbawa hanyut luapan Sungai Citarik beberapa hari lalu. 

Baca Juga: Dimasa Pandemi Covid-19, Sastera Daerah Tidak Padam

Lebih lanjut Yayat Sudayat juga berharap kepada sejumlah pihak untuk sama-sama mengantisipasi dampak pembangunan Kereta Cepat Indonesia Cina dan pembangunan double trak kereta api di kawasan Rancaekek. Dampak pembangunan tersebut mengurangi daerah resapan air, sehingga harus dibarengi dengan pembangunan embung-embung untuk menampung air guna meminimalisir ancaman banjir. 

"Yang jelas pembangunan embung atau situ harus menjadi skala prioritas dalam upaya penanggulangan banjir di Rancaekek. Pembangunannya pun bisa dilaksanakan di lahan yang menjadi aset milik pemerintah, di antaranya di kawasan Desa Linggar yang berbatasan dengan Desa Sukamulya. Selain membangun embung-embung di kawasan Desa Sukamanah, untuk mengurangi genangan banjir ke rumah penduduk," pungkas Yayat. (neni mardiana)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah