Juwita Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Bandung, Usut Tuntas Kematian Dina Yuniasari

- 21 Februari 2021, 12:07 WIB
Suasana pembongkaran makam Dina di pemakaman tanah wakaf warga RW 13 Kampung Sukamulya, belakang Komplek Griya Bukit Manglayang RW 21 Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung, baru-baru ini.    
Suasana pembongkaran makam Dina di pemakaman tanah wakaf warga RW 13 Kampung Sukamulya, belakang Komplek Griya Bukit Manglayang RW 21 Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung, baru-baru ini.    /Portal Bandung Timur/neni mardiana/

  PORTAL BANDUNG TIMUR - Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Bandung Juwita mendesak aparat kepolisian mengusut tuntas kematian Dina Yuniasari (27).  Kematian warga  Kampung Sukamulya, RT 01/RT 13 Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung yang kuburannya kembali digali untuk dilakukan otopsi oleh pihak kepolisian Polrestabes Bandung diharap mampu membungkap peristiwa sebenarnya.

"Intinya saya dari anggota dewan dari Komisi D DPRD Kabupaten Bandung terkait PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) meminta ke pihak terkait khususnya Polrestabes agar bisa mengusut tuntas atas kematian Dina. Hal ini baru dugaan adanya kematian tidak wajar, berdasarkan luka yang diderita,” ujar Juwita kepada Portal Bandung Timur melalui pesan singkat, Minggu 21 Februari 2021.

Disampakan Juwita, sebelum dilakukan pembongkaan makam Dina Yuniasari pihaknya sudah langsung mendatangi keluarga korban dan melakukan pendampingan.  "Atas kematian Dina yang dinilai tidak wajar itu, saya pun sudah menemui keluarganya di rumahnya, saya juga bertemu dengan ibu dan ayahnya, termasuk dengan adiknya," kata Juwita, anggota dewan asal Fraksi PDI Perjuangan dapil 3 ini. 

Baca Juga: Di Kuba, Produk Indonesia Gencar di Tawarkan

Ditegaskan Juwita terhadap kasus meninggalnya Dina, pihaknya akan terus melakukan pemantauan dalam penanganan dan pengungkapan kematian Dina tersebut.  "Pendapat saya bila terjadi kecelakaan harus jelas di mana dan harus ada bukti, kejanggalan lain pengakuan terjadinya kecelakaan  itu jam 02.00 WIB dini hari, kenapa baru dibawa ke rumah sakit jam 04.30 WIB,” ujar Juwita.

Terhadap pengakuan ke pihak keluarga, baik Juwita maupun pihak keluarga menduga ada unsur kesengajaan atau ada kelalaian yang mengakibatkan kematian. “Kami mempercayai sepenuhnya kepada pihak yang berwajib untuk dapat menuntaskan kasus ini, jangan ada lagi kekerasan terhadap perempuan. Stop kekerasan terhadap perempuan," tuturnya. 

Diberitakan sebelumnya, pembongkaran makam Dina untuk diautopsi dokter forensik yang dibutuhkan penyidik Reskrim Polwiltabes Bandung untuk mengungkap dan membuktikan jika kematian Dina yang  mencurigakan dan tak wajar tersebut  korban penganiayaan.

Baca Juga: La Liga, Kejutan di Jordana 24 Levante Kalahkan Pemuncak Klasemen Atletico Madrid

Sainun (59) ayah Dina, mengatakan, pembongkaran makan Dina anaknya ini menyusul laporan dirinya ke Polrestabes Bandung jika anaknya meninggal dan telah dimakamkan 2 pekan lalu sangat mencurigakan dan dinilai tak wajar  seperti korban penganiayaan. 

"Di telinga dan hidungnya penuh darah. Begitu pula di bagian bibirnya lebab dan membiru seperti diduga  korban penganiayaan," ucapnya.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah