Tak Kenal Lelah, Pemkot Bandung Terus Tanami Pohon di KBU

- 11 Agustus 2021, 09:40 WIB
Anak sekolah di Kota Bandung dilibatkan untuk penanaman pohon di Kawasan Bandung Utara (KBU). Pemerintah Kota Bandung terus menanami pohon di lahan KBU seluas lebih dari 70 hektar selain dalam rangka optimalisasi lahan milik Pemkot Bandung juga untuk menanggulangi bencana alam hidrologi.
Anak sekolah di Kota Bandung dilibatkan untuk penanaman pohon di Kawasan Bandung Utara (KBU). Pemerintah Kota Bandung terus menanami pohon di lahan KBU seluas lebih dari 70 hektar selain dalam rangka optimalisasi lahan milik Pemkot Bandung juga untuk menanggulangi bencana alam hidrologi. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Optimalisasi pemanfaatan lahan di Kawasan Bandung Utara (KBU) terus dilakukan Pemerintah Kota Bandung melalui sejumlah instansi terkait. Selain menjadi bagian dari upaya mengurangi bencana alam hidrologi di wilayah Kota Bandung, juga pemanfaatan lahan KBUberpotensi menjadi destinasi wisata.

“Kali ini Pemkot Bandung mengoptimalisasi lahan milik di Lembah Tangga Keluruhan Cisurupan, Kecamatan Cibiru. Terdapat 1 hektar yang dioptimalisasi dengan penanaman 450 pohon sekaligus penataan ruang publik, yang ditanam ada lengkeng, mangga, nangka, pohon keras dan produktif," terang Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana usai penanaman pohon di Lembah Tangga, Keluruhan Cisurupan, Kecamatan Cibiru.

Dikatakan Yana Mulyana, dengan penanaman pohon keras ini mampu menjadi sumber resapan air di wilayah perbukitan. Selain itu juga sekaligus menahan tanah agar tidak ikut terbawa menjadi sedimentasi sungai saat musim penghujan.

Baca Juga: Boleh Buka, Ini Syarat Mal, Resto dan Kafe di Kota Bandung

"Prinsipnya kita optimalisasi lahan yang kritis. Kita tanami tanaman produktif dan tanaman keras, minimal tidak ada erosi sehingga mengurangi sedimen-sedimen sungai yang melintasi Kota Bandung," ujar Yana Mulyana.

Penanaman pohon dari buah-buahan menurut Yana Mulyana sengaja dipilih agar masyarakat sekitar bisa ikut merawat area di Lembah Tangga karena ada hasilnya yang bisa dinikmati. Karena tidak dipungkiri bahwa pekerjaan besar setelah optimalisasi lahan ini yakni bisa merawatnya dengan baik.

Terlebih, di Lembah Tangga ini juga ditata dengan menempatkan sejumlah kursi kayu di beberapa titik. Guna melengkapi fasilitas ruang sosial ini juga dilengkapi dengan toilet umum.

Baca Juga: Zakat Bukan Hanya Perintah Agama, Penting Untuk Dipahami Masyarakat, Zakat

"Makanya ini pekerjaan rumah buat kita, makanya sekarang air agak sulit sehingga kota membuat tabungan-tabungan air dulu, ada drum dan ada kolam juga," jelasnya.

Optimalisasi lahan di kawasan utara ini menjadi yang kesekian kalinya oleh Pemkot Bandung. Sebelumnya penataan sudah lebih dulu dibuat di Wetland seluas 10 hektar, Mbah Garut 4 hektar, Mbah Celeng 3 hektar, serta Kanhay 8 hektar. “Kalau sudah ditata suatu saat kelak bisa jadi destinasi wisata alam maupun edukasi lingkungan,” harap Yana Mulyana.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung, Didi Ruswandi mengungkapkan, masih banyak lahan potensial yang akan terus digarap agar fungsinya bisa semakin optimal. "Kalau tidak salah RTH di Cibiru 70 hektar, jadi masih banyak lahan yang belum ditanami,” terang Didi Ruswandi.

Dikatakan Didi Ruswandi, saat ini kebanyakan kritis, artinya tanpa pohon pelindung. Alihfungsi lahan yang sempat terjadi menimbulkan lahan di kawasan utara menjadi kritis karena kurangnya pohon keras. Sehingga air hujan langsung mengalir deras ke aliran sungai menuju ke hilir di kawasan pemukiman warga.

Baca Juga: Janji, Bupati Dadang Supriatna Revitalisasi Pasar Majalaya dan Pasar Banjaran Agar Nyaman Dikunjungi

"Lahan kritis ini mengirim air banyak ke bawah, terus mengirim sedimen yang banyak. Kalau ada pohon pelindung air tertahan di situ. Jadi bagus untuk ketahanan air dan bagus untuk penanganan banjir," terang Didi Ruswandi.

Selain itu menurut Didi Ruswandi, seiring pertambahan penduduk di Kota Bandung dan sekitarnya yang cukup pesat maka memerlukan ruang publik sebagai bagian dari interksi sosial. Maka penghijaun lahan dioptimalisasi agar multifungsi sekaligus memberikan manfaat secara sosial atau bahkan tujuan wisata.

"Kenapa ini dijadikan ruang publik? Supaya bisa menitipkan ke masyarakat. Jadi ada yang 'aware' kalau ini area penghijauan. Kalau hanya sekedar dihijaukan siapa yang peduli," pungkas Didi Ruswandi. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah