Atasi Sampah di Kota Bandung, Penggunaan Insenator Akan Jadi Pilihan

- 29 Desember 2021, 02:05 WIB
Pelaksana Tugas Wali Kota Bandung Yana Mulyana saat menyaksikan dari dekat  prototype mesin pengolah sampah yang tengah dikembangkan di Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia, Jalan Setiabudi, Kota Bandung, sebagai salah satu upaya Pemerintah Kota Bandung menangani sampah.
Pelaksana Tugas Wali Kota Bandung Yana Mulyana saat menyaksikan dari dekat prototype mesin pengolah sampah yang tengah dikembangkan di Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia, Jalan Setiabudi, Kota Bandung, sebagai salah satu upaya Pemerintah Kota Bandung menangani sampah. /Portal Bandung Timur/ hp.siswanti/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Penanganan sampah di Kota Bandung melalui pengolahan sampah mengunakan insinerator atau dengan cara pembakaran menggunakan suhu tinggi akan menjadi pilihan. Kapasitas insenator tinggi diharapkan mampu mengatasi permasalahan sampah Kota Bandung yang terus mengalami peningkatan.

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung Yana Mulyana pihaknya sangat tertarik dengan penggunaan insenator untuk mengolah sampah selain penerapan program Kang Pisman (pisahkan manfaatkan). “Karena volume sampah yang dihasilkan warga Kota Bandung terus mengalami peningkatan, sementara untuk waktu operasional TPA Sarimukti terbatas, sedangkan tuntutan dan desakan masyarakat menginginkan Bandung bebas sampah,” ujar Yana Mulyana saat meninjau penggunaan insenator sampah di Kota Baru Parahyangan yang mampu mengolah sampah hingga 5 ton per hari.  

Dikatakan Yana Mulyana, Pemkot Bandung terus berupaya mencari solusi penanganan masalah sampah. Salah satunya dengan menggunakan metode insenator yang rencananya akan ditempatkan di tempat pembuangan sampah sementara (TPS).

Baca Juga: Ungkap Kasus Laka Lantas Nagreg, Kapolresta Bandung Kombes Pol Hendra Kurniawan Berikan Penghargaan  

“Bila sisa sampah yang tidak terangkut dapat diolah, atau kalau mampu semuanya dilakukan dengan proses insenator. Sehingga tidak ada lagi sampah yang diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA). 

Sementara itu, Pengelola Insinetator, Ruby A Rijanto menyampaikan, kapasitas untuk pengolahan sampah cukup besar sekitar 5 ton per hari.  "Sampah ini berasal dari warga sekitar cluster wilayah Kota Baru Parahyangan, " terang  Ruby A Rijanto.

Sementara untuk pengoperasian alat insenator menurut Ruby A Rijanto dilakukan dalam 12 jam. “Meskipun bisa 24 jam, namun untuk sampah di Kota Baru Parahyangan beroperasi sejak pukul 06.00  hingga 18.00 WIB, dengan kapasitas 5 ton sampah perharinya,” ujar Ruby A Rijanto.  (hp.siswanti)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah