Yang Lain Masih Berjuang, Rancabolang Mah Tos Bebas Runtah. Yuk Bongkar Rahasianya!

- 25 Maret 2024, 19:01 WIB
Yang Lain Masih Berjuang, Rancabolang Mah Tos Bebas Runtah. Yuk Bongkar Rahasianya!
Yang Lain Masih Berjuang, Rancabolang Mah Tos Bebas Runtah. Yuk Bongkar Rahasianya! /Dok. bandung.go.id/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Runtah alias sampah selalu jadi persoalan tersendiri bagi masyarakat kota besar seperti Bandung. Terbatasnya daya tampung TPS dan volume sampah yang terus bertambah menjadi pekejaan rumah yang belum belum selesai hingga saat ini.

Namun, harapan masih akan selalu ada selama mau berusaha, seperti yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Rancabolang Kecamatan Gedebage.

Lurah Rancabolang, Ahmad Nurhasan mengatakan masyarakatnya sudah memanfaatkan maggot untuk pengelolaan sampah organik.

"Kami telah memanfaatkan maggot sejak 4 tahun lalu. Hasilnya, wilayah kami setiap hari mampu mengolah 2 ton sampah organik, mendekati paripurna," kata Ahmad Nurhasan, Senin 25 Maret 2024.

Ahmad Nurhasan mengatakan, di Kelurahan Rancabolang sudah merintis pengelolaan maggot sejak 22 November 2019 meskipun dengan alat pendukung yang masih terbatas. Saat itu baru bisa mengentaskan sampah dapur 200-300 kg per hari.

Pada Juni tahun 2020, Kelurahan Rancabolang mendapatkan CSR dari PT Pertamina untuk pengembangan maggot. Dari bantuan tersebut peningkatan pengelolaan sampah pun terjadi perubahan yang signifikan.

"Tahun 2020 kita dapat CSR dari PT. Pertamina sebesar Rp50 juta, untuk pengembangan maggotisasi. Kita diberikan alat, seperti boks dan sebagainya. Dari bantuan tersebut kita meningkat pengeloaan sampahnya menjadi 500-600 kg per hari," ungkap Ahmad.

Ketika Kota Bandung darurat sampah, ia mengedarkan surat kepada Ketua RT untuk memilah sampah dari sumbernya.

"Kita sosialisasi dengan masif, sampai kelompok, majelis taklim, RT, RW, masjid, saat awal tahun juga ada rembug warga, obrolan 'door to door', kita selipkan ini," ujarnya.

Atas kerja keras selama ini, semua RW di Kelurahan Rancabolang sudah menjadi Kawasan Bebas Sampah (KBS) pada 9 Januari 2024,

"Kami satu - satunya kelurahan di Kota Bandung yang sudah semua RW KBS. Sehingga dalam waktu dekat, kita akan diresmikan kawasan pertama KBS," tuturnya.

Ahmad menyampaikan bahwa pengelolaan maggot merupakan metode paling mudah dilakukan dan paling ramah lingkungan.

"Maggot itu paling ramah lingkungan, dari maggot itu tidak ada yang terbuang sia - sia. Dari fresh maggot, kita panen 75-80 kg per hari," ungkapnya.

Ia memgungkapkan, di Kelurahan Rancabolang mampu menyelesaikan sampah dapur sekitar 2 ton per hari. Namun, produksi sampah hanya 900 kg - 1,3 ton per hari.

"Untuk menambahnya, kita ambil limbah sayur dan buah di Pasar Induk Gedebage. Per minggu itu 700 kg- 1 ton sampah sayur dan buah untuk menutupi itu," ungkapnya.

"Kita ada ternak ayam, lele dan bebek. Kita jadikan maggot sebagai pakan ayam, lele, dan bebek. Dengan maggot tiap hari, lele dalam usia 2 bulan bisa panen. Bahkan 2,5 bulan itu 1 kg isinya 5 ekor," kata Ahmad.***

Editor: Dharmasurya Denni


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x