Buntut Kasus HIV/AIDS di Jawa Barat Meningkat Kemenkes Alokasikan 400 Ribu Kondom

- 2 September 2022, 07:02 WIB
ilustasi alat kontrasepsi kondom.
ilustasi alat kontrasepsi kondom. /Foto : Pixabay/jorgejimenez/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kementrian Kesehatan mengalokasikan 425.808 buah kondom ke Jawa Barat sebagai intervensi perubahan perilaku pencegahan HIV (human immunodeficiency virus) tidak meluas. Sejak Januari 2022 telah terjadi lonjakan kasus HIV/AIDS di Jawa Barat dengan tertinggi di Kota Bandung 74 persenkorbanya kaum laki-laki.

“Jadi kondom merupakan alternatif selanjutnya atau terakhir bila skema A dan B tidak dapat dilakukan sebagai pencegahan. Kecuali pada kasus tertentu tetap harus pakai kondom,” terang Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat dr R Nina Susana Dewi, Sp.PK(K)., M.Kes., MMRS, kepada wartawan.

Dalam melakukan pencegahan penularan penyakit HIV/AIDS, menurut Nina Susana Dewi, pemerintah menjalankan skema ABCD. Skema A, B, C, D,  tersebut sesuai Permenkes RI No. 21 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan HIV dan AIDS pasal 14 ayat 1.

Baca Juga: Buktikan Kecelakaan Truk Maut di Jalan Raya Sultan Agung Kota Bekasi Dirlantas Polda Metro Jaya Lakukan Ini

“Skema A adalan, Abstinen atau puasa tidak melalukan hubungan seksual sebelum menikah. Lalu, skema  B adalah Be faithful atau setia pada satu pasangan seksual menikah,” ujar  Nina Susana Dewi.

Bila skema A dan B tidak dapat dilaksanakan maka menurut Nina Susana Dewi,makan skema C yang harus dilakukan, yaitu C  Condom (kondom). Menggunakan kondom dalam melakukan hubungan seks karena kondom senjata untuk tidak tertular HIV dan IMS.

Kemudian, skema D adalah Drug atau tidak menggunakan obat-obataan atau narkoba. “Karena jika menggunakan Napza akan terpengaruh untuk melakukan hubungan seks dan penularan dari jarum suntik pengguna narkoba suntik.

Baca Juga: Putri Candrawathi Tidak Dilakukan Penahanan Karena Ini

“Terakhir skema E berupa meningkatkan kemampuan pencegahan melalui edukasi termasuk mengobati IMS sedini mungkin (Education). Selain itu, melakukan skrining atau deteksi dini pada calon pengantin, ibu hamil, populasi kunci dan melakukan treatmen pemberian obat ARV (anti retro Virus) pada orang yang didiagnosa HIV positif adalah beberapa yang telah kami lakukan dalam mencegah HIV,” papar Nina Susana Dewi.

Sementara untuk langkah-langkah yang telah dilakukan Dinkes Jabar menurut Nina Susana Dewi di antaranya melakukan skrining dini tes HIV/AIDS pada populasi kunci. Diantaranya WPS (wanita pekerja seksual), LSL (lelaki seks dengan lelaki),  waria, penasun (pengguna narkoba suntik), ibu hamil,  pasien TB, hingga WBP (warga binaan pemasyarakatan).

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x