Merawat Makom Sunan Girilaya, Menjaga Warisan Berbuah Karomah

2 September 2023, 07:30 WIB
Makom Sunan Girilaya di di Desa Sindangpakuan, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, banyak dikunjung wisatawan religi dan budaya. /Portal Bandung Timur/ fariha alghina/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Belum banyak yang mengetahui kalau di Desa Sindangpakuan, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, terdapat sebuah komplek pemakaman dan juga patilasan ataupun makom yang usianya telah mencapai ratusan tahun. Pemakaman dan patilasan atau makom ini bukan pemakaman biasa, melainkan sebuah pemakaman khusus yang sengaja dirawat atau dilestarikan.

Mengapa pemakaman dan patilasan atau makom ini masih dilestarikan? Karena orang-orang yang dimakamkan di makan ini bukanlah orang biasa. Bahkan menurut riwayat, salah satu orang istimewa yang dimakamkan di sini adalah Sunan Girilaya.

Siapakah Sunan Girilaya itu? Bagi masyarakat setempat dan juga masyarakat Jawa Barat, Sunan Girilaya merupakan seorang wali yang menyebarkan agama Islam di Nusantara khususnya di wilayah Cimanggung dan Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Jika dilihat dari nasabnya atau silsilah keluarganya, Sunan Girilaya masih ada ikatan darah dengan Trah Kerajaan Cirebon.

Komplek pemakaman ini belum banyak dikenal bahkan belum terekspos media. Jadi wajar jika kunjungan di pemakaman ini belum seramai kunjungan di tempat pemakaman para wali lainnya.

Baca Juga: Warga Adat Kampung Cireundeu Gelar Tutup Taun Ngemban Taun dengan Suka Cita

Mayoritas pengunjungnya pun adalah para santri dan jamaah majelis, baik itu dari daerah Cimanggung sendiri ataupun Kabupaten Sumedang. Juga dari Ciamis, Garut, Nagreg, Cirebon, Bogor, Jakarta, bahkan ada yang dari Medan, yang sengaja berkunjung untuk berziarah, terutama di bulan Mulud atau bulan kelahiran Nabi Muhammad Shalallahu Allaihi Wassalam.

Meskipun komplek pemakaman ini sudah berumur ratusan tahun tetapi masih terlihat sangat terawat. Dibalik terawatnya makam ini tentu ada sosok yang telaten yang merawatnya, yaitu Abah Kuncen Girilaya (63).

Sudah hampir 6 tahun beliau merawat komplek pemakaman ini, dan sepanjang waktu tersebut beliau menemukan banyak hal yang mungkin dapat dikatakan sebagai keajaiban.

Menurut cerita yang Abah Kuncen tuturkan banyak peziarah yang datang bukan hanya sekedar untuk ziarah. Tapi mereka datang berziarah karena ingin ngalap barokah atau berburu berkah. Ngalap barokah ini dilakukan dengan cara memuliakan orang yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Baca Juga: Kyai Haji Zainal Mustafa Bersama Santrinya Gunakan Pedang Bambu Gombong Lawan Kampetai Jepang

Jadi, ketika berziarah seseorang mendo’akan kebaikan bagi sang arwah yang dimuliakan tersebut dan memohonkan ampunan baginya, agar ia memperoleh kemuliaan atau karomah melalui kemuliaan yang dimiliki arwah tersebut. Dan luar biasanya hal ini seringkali terbukti dengan terkabulnya hajat mereka.

Selain itu, ada hal luar biasa pula yang terjadi pada Abah Kuncen itu sendiri. Seperti, beliau melakukan pekerjaan ini dengan sukarela dan tidak digaji oleh pemerintah, tapi kebutuhan beliau setiap harinya senantiasa tercukupi, biasanya beliau peroleh rezekinya melalui para peziarah.

Menurut kisah yang Abah Kuncen tuturkan beliau melakukan pekerjaan ini karena dorongan nurani. Ketika melihat daun-daun kering berserakan di sekitar makam hatinya terketuk untuk segera merapikannya dan membersihkannya hingga akhirnya ketagihan dan jadi pengurus tetap. Mungkin hikmah yang dapat diambil dari kisah Abah Kuncen ini adalah tentang keikhlasan dan penyerahan diri. Jadi, ketika seseorang ikhlas dalam melakukan sesuatu maka akan selalu ada kebaikan yang menghampiri.

Menurut informasi yang dituturkan oleh Abah Kuncen, makam ini sudah menjadi semacam cagar budaya. Jadi, wilayah pemakaman ini terlarang bagi para warga yang hendak memakamkan siapapun di komplek pemakaman ini. Makam ini hanya boleh dikunjungi untuk berziarah. Untuk siapapun yang ingin berziarah ke Makam Karomah Sunan Girilaya tidak perlu khawatir, karena tidak ada prosedur dan administrasi tertentu, dan komplek pemakaman ini terbuka kapanpun dan bagi siapapun yang hendak berziarah.

Namun sayangnya di tempat ini belum ada penginapan khusus peziarah, karena biasanya para peziarah hanya berkunjung sekitar 2-3 jam saja. Peziarah cukup menyiapkan niat yang baik dan menghindari niat untuk melakukan kesyirikan atau kejahatan lainnya.

Selain Makam Karomah Sunan Girilaya. Ada tempat istimewa yang mungkin peziarah bisa sekalian kunjungi, yaitu situs Batu Sembilan. Konon situs Batu Sembilan ini dahulu digunakan sebagai tempat berkumpulnya para Walisongo guys. Meski namanya adalah Situs Batu Sembilan, namun jumlah batu yang tersusun sedemikian rupa berjumlah sepuluh buah. Konon batu yang satunya lagi berfungsi sebagai mejanya. Menarik bukan? (Fariha Alghina)***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler