PORTAL BANDUNG TIMUR - Peneliti Utama di Balai Arkeologi Jawa Barat Dr. Lutfi Yondri menyayangkan kondisi terkini kawasan temuan percandian Situs Bojong Menje di Blok Tegal Astana Kampung Bojongmenje, Ds. Cangkuang, Kec. Rancaekek, Kab. Bandung. Percandian Bojong Menje dan Bojong Emas merupakan dua tinggalan artefak cagar budaya berada di Cekungan Bandung bernilai tinggi secara budaya maupun keilmuan.
“Sungguh sangat disayangkan sekali kalau sampai ditelantarkan. Khawatir nasibnya tidak akan beda jauh dengan Candi Bojong Emas di Solokan Jeruk Kabupaten Bandung yang hanya menyisakan tumpukan beberapa batu diberi pagar bambu,” ujar Lutfi Yondri, Selasa 9 Februari 2021 malam.
Dikatakan Lutfi Yondri yang selama ini fokus pada penanganan ekskavasi Gua Pawon di Karst Citatah, Candi Bojong Menje merupakan tinggalan arkeologi klasik yang sangat langka di kawasan Cekungan Bandung. “Hingga kini baru dua lokasi yang menyisakan struktur candi Cekungan Bandung, satu laginya adalah Bojong Mas, yang kini hanya berupa tumpukan batu candi di Selokan Jeruk,” ujar Lutfi Yondri.
Baca Juga: Pedagang Pasar Baru Bandung, Hidup Engan Matipun Tak Mau
Candi Bojong Menje menurut Lutfi Yondri, walaupun saat ditemukan tidak lagi ditemukan utuh, tetapi dari hasil ekskavasi arkeologi masih dapat diamati bagian kaki dari satu bangunan candi. ”Sangat disayangkan bila sisa bangunan candi Bojong Menje ini dibiarkan terlantar,” ujar Lutfi Yondri.
Dikatakan Lutfi Yondri, bila tidak segera dibenahi suatu saat Candi Bojong Menje tinggal puing yang tidak bisa dikenali susunannya. “Semoga perencanaan rekonstruksi yang dulu sudah dikaji bisa segera dibenahi sehingga bentuknya bisa dilihat oleh anak negeri,” harap Lutfi Yondri.
Sebagaimana banyak dikabarkan dijejaring media sosial, pasca terendam banjir sungai Cimande, bangunan untuk menutupi bebatuan temuan ambruk pada Senin 8 Februari 2021. Selain itu sejumlah bebatuan tertutup lumpur sisa banjir setinggi 1.2 meter.