Spirit Kartini Dalam Gemulai Penari Bongkeng Arts Space

- 22 April 2021, 05:00 WIB
Penari Sekar Arum Kirana Dewi dan Mahaika Umiyati Putri dari Bongkeng Arts Space melakukan tarian 7 jam non-stop dalam rangka memperingati Hari Kartini, di awali di Goa Jepang Taman Hutan Raya Djuanda Dago.
Penari Sekar Arum Kirana Dewi dan Mahaika Umiyati Putri dari Bongkeng Arts Space melakukan tarian 7 jam non-stop dalam rangka memperingati Hari Kartini, di awali di Goa Jepang Taman Hutan Raya Djuanda Dago. /Portal Bandung Timur/hp.siswanti

PORTAL BANDUNG TIMUR - Raden Ajeng Kartini selama ini dikenal sebagai sosok perempuan pemberontak yang memperjuangkan kesetaraan antara kaum wanita dengan pria. Pada masa lalu dimana budaya Jawa terikat akan norma-norma budaya patriartki dalam kehidupannya sebagai perempuan Jawa, peran perempuan dianggap tak setara dengan laki-laki.

Ibarat sebuah tarian, pemikiran RA Kartini bak gemulai tangan yang sesekali mengikuti irama musik namun sesekali mengikuti irama hati dan perasaan. Pemikiran RA Kartini sangat lugas dalam menentang budaya turun temurun di tanah leluhurnya, Jawa.

Dimana peran perempuan yang lazimnya hanya menjalani kehidupan sebagai isteri melanyani suami, sebagai ibu mengasuh dan mendidik anak dan mela dianggap tak mampu melakoni peran laki-laki.

Baca Juga: Wakil Bupati Garut Pantau Hari Pertama PTM Pastikan SOP

Dalam pikiran RA. Kartini, setidaknya seorang perempuan bisa menentukan pilihan hidup. Tidak harus menuruti paksaan dan kehendak orang tua, dan yang utama kaum perempuan juga bisa mengenyam pendidikan setara dengan kaum laki-laki.

Pemikiran RA. Kartini akan kesetaraan dengan kaum laki-laki tersebut digambarkan dalam gerakan enam orang penari dari Bongkeng Arts Space. Mereka adalah Supriyadi, Ridwan Zaenal Mutakin, Sekar Arum Kirana Dewi, Anggi Agustiawarman, Tegar Pamungkas, dan Guntara Wijaya, menari tanpa henti,  ‘7 Jam Menari, Bangkit Dimasa Pandemi’, dalam rangka  memperingati Hari Kartini 21 April 2021.

Seperti halnya  RA Kartini lewat pemikirannya ingin menunjukkan bahwa perempuan tidak hanya 'konco wingking'.  Para penari  dari Bongkeng Arts Space juga ingin menggambarkan bahwa sosok perempuan bisa berperan lebih dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam bidang pendidikan.

Baca Juga: Satgas Citarum Harum Tanam Pohon Di Bantaran Sungai Citarum

Tarian ‘7 Jam Menari, Bangkit Dimasa Pandemi’,  mencoba menterjemahkan sejumlah literasi tentang sosok RA Kartini sebagaimana banyak diceritakan. Terutama tentang surat-surat yang ditinggalkan RA Kartini, sebagai bukti yang menunjukkan kisah-kisah perjuangannya dalam membela emansipasi perempuan di masanya.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah