Berharap Malam Seribu Bulan Lewat Jalan Itikaf Pada 10 Hari Terakhir Bulan Ramadan

- 4 Mei 2021, 00:35 WIB
Jemaah pelaksana itikaf di Masjid Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat Jalan Diponegoro Bandung saat melaksanaakan ibadah itikaf pada hari ke 10 terakhir bulan Ramadan.
Jemaah pelaksana itikaf di Masjid Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat Jalan Diponegoro Bandung saat melaksanaakan ibadah itikaf pada hari ke 10 terakhir bulan Ramadan. /Portal Bandung Timur/hp.siswanti/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Diriwayatkan dalam hadist riwat Bukhari dan  Muslim, dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa beritikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau di wafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beritikaf setelah beliau wafat. Muttafaqun 'alaih.

Menurut hadits nabi sebagaimana diriwayatkan dalam Bukhari, Muslim, dan Ashabus Sunan, waktu pelaksanaan itikaf dilakukan pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Ibnu Umar ra berkata, "Adalah Rasulullah SAW dahulu menjalankan itikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan." (HR. Bukhari, Muslim, dan Ashabus Sunan).

Itikaf dilakukan semata-mata untuk beribadah dan mendapatkan rahmat-Nya. Sebagaimana dalam tata cara itikaf, ibadah sunnah ini dilakukan dengan memperbanyak dzikir dan sholat.

Baca Juga: Mungkinkah, Kota Bandung Nail Level Kota Layak Anak Utama

Berdiam diri sebagaimana yang dimaksudkan dalam perintah ini adalah untuk mengagungkan nama dan kebesaran-Nya. Hal itulah yang menjadikan itikaf sebagai salah satu bentuk kedekatan diri kepada Allah SWT.

Dalam menjalankan itikaf, beberapa riwayat mengatakan, dianjurkan untuk memperbanyak dzikir, sholawat atas nabi Muhammad SAW, tilawah Al Quran, membaca tafsir dan amaliah-amaliah ibadah lainnya. Tak lupa tetap menjaga kesucian diri selama beritikaf.

Dalam hadist nabi SAW sebagaimana terdapat dalam riwayat Al-Khatib dan Ibnu Syahin, orang yang beritikaf akan dibangunkan istana di surga. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang beritikaf antara waktu Maghrib dan Isya di masjid, dengan tidak berbicara keciali shalat dan membaca Al Quran maka Allah berhak membangunkan untuknya istana di surga." (HR. Al-Khatib dan Ibnu Syahin). (hp.siswanti)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah