“Bagian depannya masih terlihat bagus cuman tembok-tembok yang terkelupas ditambah kaca yang bolong. Tapi jika dilihat belakangnya bangunan roboh banyak puing-puing bangunan kayu dan seng”, ujar Riane .
Bangunan Abattoir Bandoeng terdapat dua lantai di dalamnya. Kondisi di dalam pun sudah tidak layak untuk dikunjungi karena tembok-tempok yang rapuh.
Baca Juga: Kemegahan Klenteng Hok Lay Kiong di Usia ke 3 Abad
“Sehingga pintu-pintu masuk untuk akses kedalam bangunan ini pun di gembok oleh para warga sekitar karena ditakutkan ada orang yang masuk kedalam. Terlebih lagi para anak-anak yang sering bermain disekitaran Abbatoir Bandoeng sehingga para warga berjaga-jaga dengan menutup Abattoir Bandoeng. Harapannya agar pemerintah mulai menjaga tempat bersejarah ini” ujar Riane.
Saat ini Abattoir Bandoeng menurut Riane banyak dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai tempat menyimpan kendaraan. Terdapat lapangan di bawah yang dulunya digunakan sebagai tempat menyimpan hewan namun saat ini tempat tersebut telah ditutupi oleh semak-semak.
Dilansir dari website cimahikota, Kepala Bidang Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cimahi, Nursaleh mengatakan bahwa bangunan cagar budaya bersejarah ini pernah dijadikan sebagai lokasi untuk syuting film Before, Now & Then (Nana). Abattoir Bandoeng dijadikan tempat berlatar pasar pada film yang bercerita mengenai kisah dari Raden Nana di Jawa Barat sekitar 1960-an.
Namun rasa bangga tesebut tetap tidak membuka hati pemerintah Kota Cimahi untuk menjaga dan melestarikan tempat bersejarah Abattoir Bandoeng. Atau sekedar melakukan upaya kecil untuk menunjukan bahwa Abattoir Bandoeng adalah benar-benar bangunan cagar budaya yang harus diselamatkan.(Dellia Gustiani)***