Sosiologis Permaianan Anak
Permainan tradisional pun akan membentuk jiwa sosial anak atau sosial emosional anak. Anak mampu menguasai keahlian terapan melaui permainan, sehingga seseorang mempunyai kemampuan untuk memberikan pelayanan dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada teman sebayanya.
Permainannya yaitu petak umpet atau ucing sumput, anjang-anjangan, pris-prisan, encrak, simar, beklen, conklak, jajampanaan, perepet jengkol, oray-orayan, pacublak-cublak uang, gartik, kasti, galah asin, cacaburane, bebentengan, dan sepdur.
Permainan di atas pada intinya berguna untuk meningkatkan sosial dan emosional anak. Anak diajari menghargai teman, saling percaya, saling tenggang rasa, toleransi, menahan emosi, sabar, saling memberi, kasih sayang, dan saling menjaga.
Baca Juga: Profiles in History Akan Melelang Barang Dari Film James Bond
Bahkan menumbuhkan rasa saling membantu dan berbagi, contohnya dalam permainan sosorodotan melalui pelepah pinang atau daun upih.
Mereka sebelumnya mencari upih kering dahulu, dan kebetulan kalau ditemukan ada satu maka mereka saling memberi. Kalau bermainnya di tempat yang datar, maka mereka akan bergantian untuk menariknya.
Kecakapan keterampilan anak melalui permainan tradisional akan terasa setelah anak itu terjun ke lingkungan sosial yang sebenarnya.
Baca Juga: Angklung Sered Jadi WBTB Indonesia, Mangunreja Tasikmalaya Bangga
Adapun yang diharapkan setelah selesai permainan, anak mampu melakukan gerak dasar dengan menggunakan alat sederhana atau simulasi yang biasa dikerjakan orang dewasa, agar anak mampu melalukan kontak sosial dan mampu bekerja sama.