Padahal, permainan tradisional harus lebih berdampak positif, harus mengakomodir kemampuannya dalam mendayagunakan potensi psikomotorik dalam kehidupan nyata.
Baca Juga: Festival Air 2020: Air dan Kearifan Budaya Lokal Sunda
Anak harus dibekali dasar keterampilan melalui permainan tradisional yang meningkatkan peningkatan psikologi yang baik dan mampu meningkatkan motorik kasar dan motorik halus serta pembentukan mental.
Contoh permainan mengenal ruang dan bentuk geometri melalui permaianan sodah, boy-boyan dan permainan bebentengan.
Karenanya penulis sangat tidak sependapat bila festival ataupun pasanggiri kaulinan urang lembur atau permainan tradisional lebih mengedepankan sisi adu ketangkasan ketimbang aspek hiburan dan kebersamaan yang mengarah pada sisi mental serta bersosialisasi.
Baca Juga: Sampah B3 Medis Dibuang di Jalan Raya Pacet Cianjur
Penguatan mental dalam permainan ini diperlukan sekali, sebab anak diharapkan berkembang fisik dan motori, anak pun mampu mengenal bentuk dan ruang serta mampu membedakan melompat dan meloncat.
Keterampilan dasar akan membentuk kecakapan secara personal yang akan tumbuh dan berkembang dalam diri masing-masing anak melalui permainan tradisional.
Melalui permainan tradisional akan tumbuh kemban jiwa raga anak disertai penguatan penguatan karakter kognitif, afektif, dan psikomotor.
Baca Juga: Labuan Bajo Rebound, Pemulihan Destinasi Super Prioritas