Kedelai Masih Melambung Juga

14 Januari 2021, 14:15 WIB
KETUA Koperasi Pengrajin Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Kabupaten Cianjur, Hugo Siswaya, menunjukan stok kacang kedelai pada operasi pasar kepada Poral Bandung Timur, Kamis 14 Januari 2021. /Portal Bandung Timur/Dani Jatnika/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Hingga saat ini pengrajin tahu dan tempe masih harus mengelus dada. Demikian pula dengan para pedagang tempe dan tahu yang harus dijatah berjualan dibagi rata dengan sesama pedagang lainnya karena stok tempe dan tahu masih terbatas.

“Bukan tanpa upaya. Kami dari Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti) Kabupaten Cianjur terus melakukan daya upaya agar stok kacang kedelai tercukupi dan harganya tidak terlalu mahal serta dapat dijangkau pengrajin, “ ujar Ketua Kopti Kabupaten Cianjur, Hugo Siswaya, kepada Poral Bandung Timur, Kamis 14 Januari 2021.

Seperti yang dilakukan saat ini, menurut Hugo Siswaya, Kopti Cianjur menggelar operasi pasar. Tujuannya untuk mengendalikan harga kacang kedelai, yang hingga kini masih dianggap sangat mahal.

Baca Juga: Ini Catatan Calon Tunggal Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo

Dikatakan Hugo Siswaya, untuk memenuhi kebutuhan pengrajin tempe dan tahu, Kopti Cianjur mendapat alokasi stok kacang kedelai impor sekitar 5,7 ton yang di jual bawah pasaran saat ini. Langkah itu sebagai salah satu upaya pemerintah mengendalikan harga kacang kedelai impor yang akhir-akhir melonjak signifikan.

Menurut Hugo Siswaya, mengatakan harga kacang kedelai impor yang dijual pada operasi pasar kali ini di kisaran Rp. 8.500 per kilogram. Di pasaran harga komoditas kacang kedelai impor yang merupakan bahan baku utama pembuatan tahu dan tempe di kisaran Rp. 9.200 per kilogram.

"Kami tentu mengapresiasi langkah pemerintah melalui Kementerian Pertanian yang melakukan langkah-langkah cepat penanganannya, seperti penanaman kedelai serta mengumpulkan para importir," kata Hugo Siswaya.

Baca Juga: Penerima Vaksin Harus Jelas

Upaya Kementerian Pertanian mengumpulkan para importir menurut Hugo Siswaya, berbuah hasil positif. Para importir mendistribusikan stok kacang kedelai yang mereka punya untuk dijual ke para perajin tahu dan tempe. 

"Alhamdulillah, Kabupaten Cianjur kebagian stoknya. Ada subsidi dari pemerintah sehingga harganya bisa lebih murah dari pasaran," terang Hugo Siswaya serya menambahkan, kebutuhan kacang kedelai di Kabupaten Cianjur rata-rata sebanyak 300 ton per bulan atau 10 ton per hari.

Dikatakan Hugo Siswaya, naiknya harga komoditas kacang kedelai saat ini karena dipicu perdagangan global. Artinya, harga komoditas kacang kedelai di tingkat dunia pun naik. "Situasi dan kondisinya secara umum memang seperti itu," jelas Hugo Siswaya.

Baca Juga: Keterpaduan Data Dukung Vaksinasi

Menurut Hugo Siswaya, kenaikan harga kacang kedelai impor yang tak terkendali, sempat membuat perajin tahu dan tempe di Kabupaten Cianjur mogok produksi selama tiga hari. Namun sekarang mereka sudah kembali berproduksi karena menyiasatinya dengan mengurangi ukuran.

"Kami juga sudah menyampaikan kepada masyarakat agar memaklumi kalau saat ini di pasaran ukuran tahu dan tempe berkurang serta harganya naik. Ini karena memang harga bahan baku juga naik," ujar Hugo Siswaya.

Dikatakan Hugo Siswaya, di Kabupaten Cianjur terdapat lebih kurang 200 lebih perajin tahu dan tempe. Sekitar 80 hingga 90 perajin di antaranya tercatat masih rutin bertransaksi dengan Kopti Kabupaten Cianjur.

Baca Juga: Syekh Ali Jaber Wafat

"Sekarang hampir semuanya melanjutkan produksi. Tapi, dengan terpaksa mengurangi ukuran dan menaikkan harga," pungkas Hugo Siswaya. (dani jatnika)***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler