Banjir Jabodetabek Dirasakan Hingga Majalaya Kabupaten Bandung

- 23 Februari 2021, 18:55 WIB
 Pekerja tekstil di salah satu pabrik di Desa Padaulun, Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung masih melakukan produksi untuk memenuhi pasar. Akibat banjir yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pengiriman terpaksa dihentikan.   
 Pekerja tekstil di salah satu pabrik di Desa Padaulun, Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung masih melakukan produksi untuk memenuhi pasar. Akibat banjir yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pengiriman terpaksa dihentikan.   /Portal Bandung Timur/neni mardiana/

 

PORTAL BANDUNG TIMUR - Peristiwa banjir yang melanda sejumlah wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya sangat dirasakan oleh pengusaha tekstil di Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. Akibat banjir sejumlah pengiriman pesanan barang hasil tekstil untuk tujuan DKI Jakarta dan sekitarnya terpaksa dihentikan.

"Dampak banjir di Jakarta, para pelaku usaha industri tekstil di Majalaya tak bisa memasarkan hasil produksi karena akses jalan terendam banjir. Selama ini, sebagian besar produksi tekstil di pasarkan ke Jakarta, di antaranya ke Pasar Tanah Abang Jakarta sebagai sentra pemasaran produk tekstil," terang H. Asep Gunawan, salah seorang tokoh masyarakat dan sesepuh pengusaha tekstil di Majalaya kepada Portal Bandung Timur di Majalaya, Selasa 23 Februari 2021. 

Dikatakan Asep Gunawan, dampak banjir di DKI Jakarta  dan sekitarnya sangat berpengaruh pada kelangsungan usaha pabrik tekstil. "Bagaimana mau memasarkan barang kalau terkenda banjir. Ya terpaksa, disaat banjir barang hasil produk tekstil tak bisa dipasarkan dan dibiarkan menumpuk di gudang pabrik," ujar Asep Gunawan.

Baca Juga: Warga Bandung Untuk Mematuhi, Penutupan 23 Ruas Jalan Dalam Kota Bandung Masih Lanjut

Meskipun saat ini banjir mulai berangsur surut, tapi menurut Asep Gunawan  pelaku usaha belum bisa kembali memasarkan barang tekstil. Kalaupun ada pengiriman dilakukan  dengan jumlah yang terbatas. 

Asep Gunawan mengatakan, bencana banjir rutin yang terjadi di Jakarta itu, menambah  penderitaan bagi para pelaku usaha, setelah hampir satu tahun para pelaku usaha terdampak pandemi Covid-19. "Anda bisa lihat langsung ke pabrik, produksi yang siap dipasarkan menumpuk di gudang pabrik. Penumpukan barang-barang sampai ke atap gudang bangunan pabrik," ujar Asep Gunawan.

Menurutnya, penumpukan produk tekstil yang siap dipasarkan itu, karena para pelaku usaha mengalami kesulitan untuk memasarkan barang. Selain sulit memasarkan barang, para pengusaha pun belakangan ini mengeluhkan bahan baku yang mahal. 

Baca Juga: Butuh Tingkat Kesehatan Warganya, Pemda Cianjur Akan Ubah Puskesmas Ciranjang Jadi RS Tipe D 

"Selain mahal bahan baku, barang yang sudah jadi dan siap dipasarkan juga terus menumpuk di gudang. Ketika kita mau melakukan efisiensi para pekerja dengan mengurangi tenaga kerja, mereka tidak mau di PHK (pemutusan hubungan kerja),"  ujar Asep Gunawan.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah