Mendag Muhammad Lutfi, Impor 1 hingga 1,5 Juta Ton Beras Diputus Menteri Terdahulu

- 23 Maret 2021, 21:21 WIB
Petani di Desa Cileunyi Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung tengah memilah gabah hasil panen. Terkait rencana pemerintah melakukan impor 1 juta ton beras dikhawatirkan akan mengakibatkan harga gabah anjlog.
Petani di Desa Cileunyi Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung tengah memilah gabah hasil panen. Terkait rencana pemerintah melakukan impor 1 juta ton beras dikhawatirkan akan mengakibatkan harga gabah anjlog. /Portal Bandung Timur/heriyanto)***/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menegaskan opsi impor untuk memenuhi cadangan beras Bulog mencapai stok 1 juta-1,5 juta ton sudah diputuskan sebelum dirinya menjadi Menteri Perdagangan pada Desember 2020 lalu. Namun Mendag Muhammad Lutfi siap melepas jabatannya jika keputusannya terbukti salah.

“Opsi impor untuk memenuhi cadangan beras Bulog mencapai stok 1 juta hingga 1,5 juta ton sudah diputuskan sebelum saya Menteri Perdagangan pada Desember 2020 lalu. Saat itu, sudah ada notulen rapat di tingkat kabinet yang meminta Bulog di tahun ini menambah cadangan atau iron stock sebanyak 500.000 ton,” terang Mendag Muhammad Lutfi pada  rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI menanggapi kritikan terhadap dirinya terkait kebijakan rencana  impor 1 juta ton beras pada tahun ini.

Dijelaskan Mendag Muhammad Lutfi, berdasarkan  penghitungannya, stok beras cadangan Bulog saat ini hanya sekitar 800.000 ton. Sebanyak 270.000-300.000 ton dari stok tersebut merupakan beras hasil impor tahun 2018 lalu.

Baca Juga: Vaksinasi Masal, Unsur Pimpinan dan Pegawai Bank BJB Serta Masyarakat Sekitar

 Adapun  beras sisa impor menurut Mendag Muhammad Lutfi,  berpotensi mengalami penurunan mutu. “Artinya, tanpa menghitung beras impor maka stok beras Bulog hanya berkisar 500.000 ton,” ujar Mendag Muhammad Lutfi.

Namun di sisi lain, menurut Mendag Muhammad Lutfi, penyerapan gabah oleh Bulog belum optimal pada masa panen raya. “Hingga saat ini serapan gabah setara beras baru mencapai 85.000 ton dari perkiraan harusnya mendekati 500.000 ton, ini menyebabkan stok Bulog pada saat ini jadi yang paling rendah dalam sejarah," papar Mendag Muhammad Lutfi.

Rendahnya penyerapan tersebut menurut Mendag Muhammad Lutfi, dikarenakan aturan teknis yang mesti dipatuhi Bulog dalam membeli gabah petani. Sebagaimana tertuang dalam Permendag Nomor 24 Tahun 2020, gabah harus dengan kadar air maksimal 25 persen dan seharga Rp 4.200 per kilogram.

Baca Juga: Kegiatan Belajar Mengajar Tatap Muka, Waspadai Kondisi Geografis Kabupaten Bandung  

“Karenanya  hanya gabah yang memenuhi syarat yang bisa diserap oleh Bulog. Sementara dengan curah hujan yang tinggi saat ini kualitas beras petani rata-rata memiliki kadar berlebih, karena gabahnya basah tidak bisa dibeli oleh Perum Bulog, karena ada ketentuannya,” ” jelas Mendag Muhammad Lutfi.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x