Dijelaskan Wawan Gunawan, pada acara yang dilaksanakan pada Jumat 4 Juni 2021, pihaknya memaparkan ada tiga aspek pembangunan desa wisata. Tiga aspek yang harus diseimbangkan oleh para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di pedesaan.
“Ketiga aspek tersebut, ekonomi, lingkungan, dan masyarakat. Tujuannya adalah untuk peningkatan kualitas hidup, memperkuat nilai budaya masyarakat, dan memberikan nilai tambah perekonomian masyarakat,” jelas Wawan Gunawan.
Baca Juga: Kembali, Gedung Sate di Lockdown Butut 31orang PNS Terpapar Positif Covid-19
Masa pandemi ini menjadi menurut Wawan Gunawan, momentum dan kesempatan bagi kita untuk membenahi destinasi. “Kebersihan, kesehatan, keamanan, kenyamanan, dan keberlanjutan menjadi hal utama, sesuai dengan protokol kesehatan CHSE, karenanya dalam kegiatan ini kami juga memberikan dukungan sarana CHSE antara lain berupa tempat cuci tangan, tempat sampah dan signage sapta pesona” tegas Wawan Gunawan.
Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Destinasi di Desa Wisata Taro Bali, menghadirkan narasumber, Tenaga ahli Bidang Pemberdayaan Masyarakat Prov Bali, Kadek Suardika, perwakilan Kadispar Prov Bali, Kadispar Kab.Gianyar AA Gde Putrawan, Fasilitator DMO Ubud I Wayan Kastawan, Ketua Bumdes Kab.Gianyar, Mangku Nyoman Kandia.
Kegiatan diikuti oleh para perwakilan pelaku wisata dan ekonomi kreatif dari desa wisata Taro dan sekitarnya di antaranya Desa Wisata Kedisan, Desa Tegallalang, Desa Keliki, Desa Mas, dan Desa Buah Koja. Juga sejumlah stakeholder dan penta helix di Gianyar. Masyarakat Gianyar sangat berterima kasih atas dukungan dari Kemenparekraf yang manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. (heriyanto)***