Cigondewah, Jejak Industri Tekstil Lokal di Kota Bandung Tawarkan Kualitas Kain Impor

- 6 Agustus 2023, 23:05 WIB
Suasana Pasar Kain Cigondewah yang menjanjikan kain lokal dengan kualitas impor di Kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung Jawa Barat.
Suasana Pasar Kain Cigondewah yang menjanjikan kain lokal dengan kualitas impor di Kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung Jawa Barat. /Portal Bandung Timur/Rizky Rama/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Cigondewah, sebuah kawasan yang terletak di Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung, Jawa Barat. Telah lama menjadi pusat industri kain lokal yang kaya akan sejarah.

Dalam beberapa dekade terakhir, sentra kain ini telah menjadi cerminan perjalanan panjang industri kain lokal di Indonesia. Selain Cigondewah, tentunya di Kota Bandung ada beberapa tempat yang menjadikan kawasan sentra kain, seperti di Jalan Tamim yang terletak di jantungnya Kota Bandung dan juga ada di Majalaya.

Pasar Kain Cigondewah tidak hanya menjadi tempat transaksi ekonomi, tetapi juga menjadi pusat pertemuan sosial bagi masyarakat. Di pasar ini, orang-orang bertemu, berinteraksi, dan berbagi informasi.

Baca Juga: Kedai Kopi Malabar, Tidak Membuka Pintu Namun Siap Melayani Pembeli yang Mengetuk Pintu

Dari certa turun temurun, awal mula Pasar Kain Cigondewah ada sekitar tahun 1997an. “Pada tahun 1997an terjadi krisis moneter, pabrik textile yang ada di Indonesia pada bangkrut sedangkan permintaan textile itu banyak. Nah orang Cigondewah mengambil peluang dari kemorosotan tersebut dengan membikin kain lokal dengan cara sistem PO atau Pre-Order, bahkan juga biasanya yang punya modal besar bisa bekerja sama dengan pabrik pabrik textile dengan sistem PO,” terang  Rudi Kusnandar (47) salah seorang warga Cigondewah yang juga pengusaha kain.

Diceritakan Rudi Kusnandar, pada masa pemerintahan Indonesia dengan Presidennya Abdurrahman Wahid atau dikenal dengan sebutan Gusdur, telah membuka keran import mendatangkan kain dari luar negeri untuk di masukan ke pabrik garmen. “Sistem dari garmen sendiri stoknya tidak tertentu jikalau sisa maka akan di jual ke orang orang Cigondewah dikarenakan orang Cigondewah ini memiliki modal yang besar,” ujar Rudi Kusnandar.

Menurut Rudi Kusnandar, orang yang pertama kali terjun ke dunia kain yaitu Haji Sayuti dan diikuti oleh  saudara-saudaranya. “Perbisnisan kain Ini bisa di katakana turun temurun karena bisa jadi dikasih modal oleh orang tuanya atau menjual barang berharganya untuk modal kain. Dulu yang ke sohor itu Haji Sayuti, Haji Iti dan Haji Solihin dalam perbisnisan kain ini,”  ujar Rudi Kusnanda yang juga jadi salah seorang menantu dari Haji Sayuti.

Baca Juga: Fazrul Rachman, Esotik Anggrek Jadi Inspirasi Berkarya hingga Terbangunnya Tatanan Nilai

Keberhasilan industri kain tekstil di Cigondewah tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi desa dan masyarakat setempat, tetapi juga memperkenalkan warisan budaya dan seni tradisional kepada dunia. Kain-kain tekstil dari Cigondewah telah menjadi daya tarik bagi wisatawan, pengusaha fashion, dan kolektor seni dari berbagai negara.

Kain kain Lokal dan import ini pada saat itu menjadi persaingan karena rata rata dari orang Cigondewah ini hampir 80 % menggunkan kain import dari Korea. Sekarang orang Cigondewah menjual kain lokal karena lebih menguntungkan meskipun bahan Import juga bagus tapi untung nya sedikit.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah