Abah Khairudin Tahun Ini Berusia 100 Tahun, Menikmati Hasil Jerih Payah Berjualan Lumpia Basah

8 Juli 2023, 17:48 WIB
Abah Khairudin tahun ini genap berusia 100 tahun, tetap menekuni dagang lumpia basah sejak tahun 1962. /Portal Bandung Timur/Faizal Ardianyah/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Usia senja tidak menghalangi semangat Khairudin, seorang pria tua untuk terus mencari nafkah, Di tengah tenaganya yang tidak lagi tangguh kakek Khairudin tetap memilih berjualan demi menyambung hidup.

Semua orang pasti menginginkan kehidupan yang tenang di usia senja, tidak perlu lagi melakukan rutinitas  pekerjaan untuk mencari nafkah hidup. Namun berbeda dengan Khairudin, keterbatasan ekonomi membuatnya mau tidak mau harus terus bekerja untuk menghidupi keluarga.

Untuk memenuhi biaya kebutuhan sehari-hari, Khairudin pria asal Cicalengka Kabupaten Bandung yang akrab disapa Abah memilih untuk berjualan lumpia. Ayah dari  6 orang anak dan  kakek dari 5 cucu dan beberapa orang cicit ini masih terus semangat berjualan meskipun usianya sudah tidak muda lagi.

Baca Juga: Abdul Penjual Jus di Kampus UIN Bandung, Mengoleksi Koin Berharga Tanpa Sengaja

Bersama dengan istri dan anak cucu serta cicit, Abah Khairudin yang mengaku tahun ini genap berusia 100 tahun tinggal dan menetap di Kota Bandung. Rumah yang ditempatinya selama puluhan tahun, berada di Jalan Gumuruh Kelurahan Gumuruh Kecamatan Batununggal Kota Bandung.

Setiap hari Abah Khairudin sejak pagi hari  bergegas berangkat jualan dengan mendorong gerobaknya dari rumahnya ke tempat mangkal jualan  di Jalan Guntursari Wetan, Turangga, Bandung. Jarak dari rumahnya ke tempat mangkal mencapai 1,6 kilometer ditempuh dengan berjalan kaki sambil mendorong gerobak dagang.

Dirinya berjualan mulai dari jam 07.00 WIB pagi hingga dagangannya habis tidak tersisa. “Berangkat dari jam 7 tutupnya kalau habis, ini juga sudah habis jadi langsung pulang ,sering kali sebelum jam 12 siang saja Abah sudah pulang karena lumpianya yang sudah habis,” ujar Abah Khairudin.

Baca Juga: Indah Harjono Turut Jaga Teh Kertasari Karena Kecintaan pada Lingkungan

Sebelumnya Abah Khairudin berjualan keliling, tapi sudah dua tahun berjualan mangkal di Jalan Guntursari Wetan Buah Batu. “Tadinya keliling, ke daerah Baturaden, Metro, Riung bandung, Kawaluyaan,” cerita Abah Khairudin tentang usaha dagangnya dimasa lalu.

Diusianya yang sudah sangat senja, Abah Khairudin yang mengaku kelahiran 1923 masih giat bekerja. Setiap hari iauk sambil menunggu pembeli yang datang ditemani dengan kompor dan gerobaknya. Lokasi jualan yang tidak terlalu jauh dari Sekolah Dasar Negeri 163 Buahbatu Baru, membuat dagangannya selalu ramai.

Diakui Abah Khairudin, dirinya  sudah berjualan lumpia basah sejak tahun 1962, dari mulai harga 50 perak hingga saat ini dengan harga Rp12.000  “Tahun 1962 ke kota juga masih lewat  jualan ke alun alun, stasiun, dulu harganya kalau ga salah 50 perak atau 1 ringgit ya sudah lupa, tahun tahun berikutnya mah Rp.2.500 an,” kenang Abah Khairudin.

Baca Juga: Mang Aman Cerita Tumpas Gerombolan DI TII saat Operasi Pagar Betis di Gunung Geber

 Sejak usia muda, Abah Khairudin memang sudah bersemangat mencari rezeki. Beliau berjualan lumpia basah salah satu makanan dengan bahan dasar toge dan kulit yang terbuat dari terigu dimasak dengan bumbu serta ditambah gula merah agar rasanya tambah menarik.

Uniknya kulit lumpianya di buat sendiri Abah Khairudin dibantu istrinya. “Ya, kulit lumpia dibuat sendiri sama Abah,” ujar Khairuddin yang dikenal akan keramahannya pada setiap pembeli lupian basahnya yang dapat dinikmati langsung di tempat atau di bawa pulang.

Dengan harga yang cukup murah kita dapat menikmati lumpia yang enak dan porsi yang cukup banyak. Selain lumpianya yang enak sikap lembut dengan senyuman yang ramah membuat siapa saja tertarik membeli lumpianya.

“Sehari bisa dapet 100 sampai 200 kalau lagi ramai. Kalau lagi sepi paling hanya beberapa puluh bungsus saja,” ujar Abah Khairudin.

Baca Juga: Bah Lili, Usai Citarum di Keruk Tanah Bahan Bata Merah Harus Memberi Jauh dari Gunung

Dengan penghasilan yang tidak menentu Khairudin merasa bersyukur menerima dengan penuh senyuman. Dirinya tidak berharap banyak limpahan rezeki, dengan hanya diberikan kesehatan dan usia panjang saja diakuinya sudah lebih dari cukup.

Diakuinya, diusianya yang sudah sangat tua membuatnya tidak terlalu banyak membuat porsi lumpian basah untuk di jual. “Kalau bukan Abah sendiri yang usaha, uang dari mana, ngak punya usaha lain,” ujar Abah Khairudin. 

Bekerja sudah menjadi keharusan baginya untuk menghidupi keluarga, tidak bisa selamanya bergantung pada anak. Dengan segala Keikhlasan kakek terus berjuang demi menyambung hidupnya. Meski lelah ia terus berusaha, panas hujan tetap berjualan demi biaya hidup yang saat ini serba mahal dan sulit.

Menjadi pelajaran bagi semua orang, kakek yang sudah tidak muda lagi masih terus berjuang demi kebutuhan hidupnya, berjualan tak kenal lelah dibawah terik matahari di bawah guyuran hujan kakek tetap berjualan demi biaya hidup yang saat ini serba mahal dan sulit. (Faizal Ardianyah)***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler