Hobinya yang membawa keberuntungan di masa tua, bukanlah kebetulan belaka. Semasa muda ia gemar menjadi pelancong dan mencari pengalaman di kota orang. “Saya berasal dari Bekasi terus ketemu jodoh disini, sampai sekarang. Dan sudah berjualan di kantin kampus UIN Bandung sejak tahun 1999” ucapnya sambil tersenyum. Keramahannya saat berinteraksi dengan banyak orang menambah relasi Pak Abdul serta menjadi perantara yang mempertemukan Pak Abdul dengan koleksi koin-koin receh miliknya.
“Koleksi saya pernah ditawar empat puluh juta bahkan hampir ratusan juta. Banyak yang datang ke saya dari Gorontalo, Palembang. Tapi gak saya lepas. Tapi kalo harganya pas saya lepas. Lumayan untuk nambah modal” ujarnya.
Dirinya memprediksikan harga koin-koin receh kuno miliknya bisa dijual lebih dari harga yang ditawarkan seblumnya. Sehingga ia belum berniat menjual koin tersebut. Beberapa koleksinya pun pernah muncul di konten-konten YouTube seperti Channel YouTube Kentamani yang membahas seputar numismatis.
“Ini koin lima ratus kelapa sawit yang kemarin sempat banyak yang nyari. Katanya mengandung emas di dalamnya. Sampai koin keluaran masa Belanda yang gulden itu. Kalau ini koin perak dengan gambar ratu Belanda, Wihelmina. Kalau ini yang menggunakan aksara Jawa perkiraan si masa kerajaan” Ia sangat antusias menjelaskan koleksi-koleksi itu.
“Kalo yang ukuran lebih kecil ini biasanya yang banyak dicari” Ia menyodorkan beberapa koin yang ukurannya lebih kecil dari yang lain. Biasanya koin tersebut berasal dari China dengan lobang kotak di dalamnya. Pak Abdul juga mempunyai koin yang berasal dari Canada, Meksiko, Singapura, Arab, dan Hongkong dengan ukuran yang berbeda-beda. Ia juga bercerita pernah menemukan uang koin hanya bergambarkan Singa saja, “ini koin apa saya belum tau, cuma gambar Singa saja” seru ia menjelaskan.
Baca Juga: Apih Dedi, Ketulusan Hati Sang Juru Kunci Situs Keramat di Panenjoan
Saat ini koin-koin yang Pak Abdul miliki rencananya akan dibuat menjadi sebuah album. Dengan cara digosok satu persatu. “Kadang sedapatnya aja menggosok koin-koin ini, di rumah juga masih ada banyak. Saya bawa sebagian saja setiap harinya, biar tetap terawat karena koin-koin yang saya miliki bukan hanya sekedar koin kuno yang langka tapi memiliki nilai sejarah yang tak ternilai harganya,” ujar Abdul
Tidak hanya seorang kolektor koin receh, ia juga mengoleksi beberapa barang kuno seperti setrika baju kuno yang menggunakan arang sebagai pemanas setrika dan neraca atau timbangan kuno dengan bahan kayu. “Saya tidak hanya suka mengoleksi koin ini. Dirumah saya juga ada timbangan kuno dan setrikaan arang juga ada” ucapnya.
Pak Abdul yang sekarang tinggal di Jalan Cigagak Wetan, Kompleks Palasari Bandung, akan menjual koin-koin receh itu jika telah sepakat dengan harga yang ditawarkan. Meskipun sampai detik ini belum ada harga yang cocok untuk membeli koin-koin itu. “Saya udah tua, lumayan la ini buat nambah modal dan investasi masa tua. Tapi kalau belum laku kan bisa di kasik ke anak cucu saya. Bisa-bisa harganya lebih tinggi dari penawaran sekarang”. Ia pun masi optimis koin-koin kuno koleksinya bisa dijual dengan harga yang fantastis. (Jannatin Aliyah)***