Abah Khairudin Tahun Ini Berusia 100 Tahun, Menikmati Hasil Jerih Payah Berjualan Lumpia Basah

- 8 Juli 2023, 17:48 WIB
Abah Khairudin tahun ini genap berusia 100 tahun, tetap menekuni dagang lumpia basah sejak tahun 1962.
Abah Khairudin tahun ini genap berusia 100 tahun, tetap menekuni dagang lumpia basah sejak tahun 1962. /Portal Bandung Timur/Faizal Ardianyah/

Diakui Abah Khairudin, dirinya  sudah berjualan lumpia basah sejak tahun 1962, dari mulai harga 50 perak hingga saat ini dengan harga Rp12.000  “Tahun 1962 ke kota juga masih lewat  jualan ke alun alun, stasiun, dulu harganya kalau ga salah 50 perak atau 1 ringgit ya sudah lupa, tahun tahun berikutnya mah Rp.2.500 an,” kenang Abah Khairudin.

Baca Juga: Mang Aman Cerita Tumpas Gerombolan DI TII saat Operasi Pagar Betis di Gunung Geber

 Sejak usia muda, Abah Khairudin memang sudah bersemangat mencari rezeki. Beliau berjualan lumpia basah salah satu makanan dengan bahan dasar toge dan kulit yang terbuat dari terigu dimasak dengan bumbu serta ditambah gula merah agar rasanya tambah menarik.

Uniknya kulit lumpianya di buat sendiri Abah Khairudin dibantu istrinya. “Ya, kulit lumpia dibuat sendiri sama Abah,” ujar Khairuddin yang dikenal akan keramahannya pada setiap pembeli lupian basahnya yang dapat dinikmati langsung di tempat atau di bawa pulang.

Dengan harga yang cukup murah kita dapat menikmati lumpia yang enak dan porsi yang cukup banyak. Selain lumpianya yang enak sikap lembut dengan senyuman yang ramah membuat siapa saja tertarik membeli lumpianya.

“Sehari bisa dapet 100 sampai 200 kalau lagi ramai. Kalau lagi sepi paling hanya beberapa puluh bungsus saja,” ujar Abah Khairudin.

Baca Juga: Bah Lili, Usai Citarum di Keruk Tanah Bahan Bata Merah Harus Memberi Jauh dari Gunung

Dengan penghasilan yang tidak menentu Khairudin merasa bersyukur menerima dengan penuh senyuman. Dirinya tidak berharap banyak limpahan rezeki, dengan hanya diberikan kesehatan dan usia panjang saja diakuinya sudah lebih dari cukup.

Diakuinya, diusianya yang sudah sangat tua membuatnya tidak terlalu banyak membuat porsi lumpian basah untuk di jual. “Kalau bukan Abah sendiri yang usaha, uang dari mana, ngak punya usaha lain,” ujar Abah Khairudin. 

Bekerja sudah menjadi keharusan baginya untuk menghidupi keluarga, tidak bisa selamanya bergantung pada anak. Dengan segala Keikhlasan kakek terus berjuang demi menyambung hidupnya. Meski lelah ia terus berusaha, panas hujan tetap berjualan demi biaya hidup yang saat ini serba mahal dan sulit.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah