Fania, Keterbatasan Bukan Hambatan Untuk Meraih Prestasi

- 12 Juli 2023, 19:43 WIB
Fania remaja tunagrahita yang sarat prestasi saat berswafoto dengan teman-temannya di SLB BC Purnama  Landbouw Sindangsari, Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat.
Fania remaja tunagrahita yang sarat prestasi saat berswafoto dengan teman-temannya di SLB BC Purnama Landbouw Sindangsari, Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat. /Portal Bandung Timur/Sintianisa/

Di sekolah dia selalu menyapa teman-temannya dengan penuh percaya diri. Di balik fisiknya yang terlihat normal siapa sangka ternyata Fania merupakan penderita keterbatasan intelektual atau biasa disebut tunagrahita.

Fania saat mengikuti ajang lomba tingkat nasional dan menyabet salah satu nomor katagori tata boga.
Fania saat mengikuti ajang lomba tingkat nasional dan menyabet salah satu nomor katagori tata boga.
Dirinya bersekolah di SLB B/C Purnama Jalan Pahlawan Landbouw, Kampung Sindangsari, Kelurahan Cipanas Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur yang lingkungannya mendukung dia untuk bertumbuh.

“Teteh, dulu aku mah ngak sekolah di sini, aku sekolah di sekolah biasa. Tapi disana aku ngak ada teman. Tapi pas pindah ke SLB BC Purnama ini, Fania ngerasa disayangi dan di hargai sehingga merasa selalu percaya diri," ujar Fania.

Yup, sekarang Fania menjadi seorang yang percaya diri karena dukungan lingkungannya yang menyayangi dia. "Fania itu orangnya perhatian, jujur juga, suka tolong temennya, ngak tegaan, gampang sedih, tapi lebih sering ceria, ceria banget gitu ngak mau kelihatan sedih,” ujar Tyra (16) salah seorang sahabat Fania di SLB BC Purnama.

Ia merasa dihargai dan disayangi banyak orang, karena sebelum ia memutuskan untuk masuk ke sekolah SLB BC Purnama, banyak sekali orang yang mendiskriminasi dirinya, katanya ia memiliki keterbatasan dan orang tidak mau menerimanya sebagimana mestinya orang yang normal.

Fania bercerita lagi dengan percaya diri “Teteh, Alhamdulillah dengan kasih sayangnya Allah terhadap aku, aku juara satu tata boga, juara satu menari, juara satu lompat jauh, dan juara satu puisi di tingkat kabupaten," cerita Fania penuh rasa bangga.

Baca Juga: Mang Aman Cerita Tumpas Gerombolan DI TII saat Operasi Pagar Betis di Gunung Geber

“Aku punya pengalaman Teh, waktu awal-awal aku kan ikutan lomba tingkat provinsi, bikin kue ulang tahun. Tapi aku gagal karena saat-saat terakhir proses pembuatan kue aku malah nangis, dan ngak mau ngelanjutin bikin kue nya. Aku ngak tau tiba-tiba pengen nangis aja.” sambungnya.

Dibalik semua keterbatasan itu, tidak ada terbesit sedikitpun untuknya menyerah, ia mulai meraih mimpinya satu persatu dengan ambisinya menuju puncak. Dirinya ingin menjadi sesuatu yang berharga dan bermanfaat bagi banyak orang, idak ingin keterbatasannya menjadi penghambat menuju mimpinya itu.

“Aku mah Teteh meskipun aku ada kekurangan, tapi aku gamau kekurangan itu jadi bikin aku gabisa berprestasi, walaupun aku sulit dalam membaca dan terkadang aku suka gampang nangis," ujar Fania.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah