Batu Kuda, Destinasi Alam Bandung Utara Mulai di Lirik Wisatawan Berbagai Daerah

11 Juli 2023, 10:00 WIB
Destinasi wisata alam Batu Kuda di Kampung Cikoneng Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung tawarkan kesejukan dan keindahan alam mulai menarik wisatawan. /Portal Bandung Timur/Dina Oktaviani/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Situs Batu Kuda yang menjadi daya tarik orang untuk melihat seberapa gagah kuda tersebut. Situs Batu Kuda bentuknya tidak sempurna seperti kuda sembrani, namun objek wisata alam  yang berada di Kaki Gunung Manglayang Kampung Cikoneng memiliki daya tarik tersendiri.

Bagi masyarakat setempat Situs Batu Kuda yang dijadikan sebagai tempat wanawisata sudah tidak asing lagi ditelinga mereka, dengan suasana tenangnya. Beum lagi desiran pohon pinus menjulang tertiup angin membuat orang banyak berdatangan untuk sekedar menikmati suasana yang masih bersih nan asri dengan fasilitas yang cukup lengkap membuat betah berlama-lamaan disana.

Kaki Gunung Manglayang salah satu gunung yang menyuguhkan keindahan alam yang memukau di sekitar Bandung. Namun, tak hanya puncaknya yang menarik, karena di gunung ini terdapat sebuah kampung tersembunyi bernama Cikoneng Desa Cibiru Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Gunung Papandayan; Surga Kecil Wisatawan di Kabupaten Garut Jawa Barat

Kampung Cikoneng,  di kenal sebagai tempat wisata yang menawarkan pengalaman unik bagi para pengunjung. Di antara daya tarik yang paling menonjol situs batu kuda salah satunya, sebuah formasi batu yang memikat hati dengan bentuknya yang menyerupai kepala kuda.

Kisah menarik di balik Batu Kuda di Kampung Cikoneng, yang membuat pengunjung tak ingin melewatkan kesempatan untuk mengunjunginya. Tidak hanya visual yang memukau, situs batu Kuda juga memiliki nilai sejarah yang kuat.

Dalam cerita rakyat setempat, Batu Kuda diyakini memiliki makna spiritual dan keramat. Menurut legenda, Batu Kuda merupakan peninggalan dari zaman kerajaan kuno yang telah berusia ratusan tahun.

Baca Juga: Transaksi di Shopee Live Meningkat 12 Kali Lipat di Puncak 7.7 Live Bombastis Sale

Situs Batu Kuda salah satu peninggalan Agama Pra-Islam dengan perwujudan seekor kuda yang menjadi tunggangan Prabu Layang Kusuma dan Permaisurinya Ratu Layangsari ketika kuda itu terperosok ke dalam lumpur yang begitu dalam hingga separuh badannya yang kelihatan, kemudian kuda tersebut menjelma menjadi batu.

Pada penamaan Situs Batu Kuda sendiri didasari pada batu-batu yang ada di sana tidak hanya batu kuda yang menyerupai kepala kuda namun disana juga terdapat batu kursi, batu lawang dan batu semar. Cerita masyarakat setempat kuda yang ingin terbang dari wilayah Cirebon ke Wilayah Banten saat terbang kuda tersebut tersungkur jatuh di permukaan dasar lereng gunung ini.

Letak Situs Batu Kuda berada 700 M dari hutan pinus, sedangkan puncak gunung itu berada di ketinggian 1.818 MDPL atau 200 M dari Batu Kuda. “Sejarah berdirinya wisata Batu Kuda didirikan sekitar tahun 1990 sampai saat ini dikelola oleh perum perhutanan dan bermitra dengan LMDH atau Lembaga Masyarakat Desa Hutan," terang Aan Basyuni (45) saat di temui di Pos pusat Informasi Batu Kuda.

Situs Batu Kuda di wanawisata Batu Kuda, bila dilihat dari satu sisi dan tersorot matahari pagi ataupun sore akan tampak seperti kepala kuda.
Menurut Aan Basyuni, pada awal didirikannya wanawisata Batu Kuda biasa saja dan  pengunjung sedikit karena selain belum terkenal juga akses jalan sulit serta SDM sedikit. "Namun, semenjak jalan utama di aspal sekitar tahun 2017 ada pelonjakan peningkatan pengunjung dimana disini menjadi salah satu wisana favorite hutan yang berada di Bandung Timur," ujar Aan Basyuni.

 

Perkembangan dari wanawisata batu kuda sendiri selain tuntutan para pengelola yang membutuhkan penghasilan untuk memenuhi kehidupan. Beberapa pengelola tempat ini memutar otak agar tempat ini lebih dikenal.

Salah satunya pada perbaikan jalan utama yang dilakukan pada tahun 2017 mulai saat itu tempat ini lebih dikenal dan mengalami perkembangan dengan bertembahnya fasilitas yang makin memadai, akses jalan menjadi lebih mudah, pengunjung yang makin bertambah. Sumber daya manusia mulai bertambah mulai dari penjaga tiket, toilet, tempat parkir bahkan banyak pedagang yang berjualan disana yang mana berguna bagi para pengunjung jika tidak membawa bekal makanan.

Baca Juga: Panglejar 1925, Gedung Cagar Budaya Ikonik Jadi Spot Foto Instagramable

“Pada hari besar pengunjung wanawisata Batu Kuda membeludak seperti pada hari libur, tanggal merah seperti kemarin Hari Pancasila pada Kamis 1 Juni 2023 sampai hari Minggu. Mulai dari kalangan anak muda yang melakukan camp, mendaki dengan sepeda, jalan kaki bahkan kalangan lansia banyak yang datang sekedar untuk menikmati kebersamaannya dengan keluarga seperti botram, makan-makan, bersantai menaiki hammock sambil foto-foto dengan keluarga, ada juga yang melakukan karoke di Batu Kuda,” terang Halim (35) seorang petugas parkir.

Wanawisata Batu kuda selain sekarang lebih dikenal sebagai tempat wisata, piknik, rekreasi tempat ini juga menjadi salah satu tempat yang dilindungi pemerintah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Situs Batu Kuda yang menjadi benda cagar budaya yang dilindungi dengan demikian walaupun banyaknya para pengunjung yang berdatangan pengunjung wajib memetuhi aturan yang telah ditetapkan.

Papan informasi di Wanawisata Batu Kuda.
“Daya Tarik dari Wanawisata Batu kuda selain untuk menikmati panorama alam dengan pemandangan hutan pinus ditambah suasana tenang dan damai yang disuguhkan, yang mana sulit didapat di Perkotaan," kata Aam Basyuni.

Ketertarikan para pengunjung yang datang tidak lain memang untuk menikmati suasana alam yang bersih di tambah dengan adanya situs batu kuda yang mana membuat rasa penasaran akan para pengunjung untuk melihat seperti apa sosok kuda tersebut.

Tidak akan rugi jika datang ke Wanawisata Batu Kuda yang berada di Kaki Gunung Manglayang Kampung Cikoneng ini hanya perlu merogoh kocek 10.000 di hari biasa dan Weekand 12.000-15.000 saja. (Dina Oktaviani)***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler