Ada yang mencoba diselesaikan dengan farmasi. Tetapi obat-obatan tidak selalu memberikan manfaat seperti diharapkan. Di sinilah olahraga bisa menjadi pendekatan alternatif yang berharga.
Hasil penelitian, olahraga dapat membantu mencegah periode dimulainya depresi. Sebuah studi di American Journal of Psychiatry yang mengamati lebih dari 33.000 orang, menunjukkan bahwa 12% kasus depresi baru dapat dicegah jika seluruh populasi berolahraga, setidaknya satu jam per minggu.
Soal kecemasan
Kecemasan dan depresi sering dialami bersama-sama, dan olahraga ternyata juga bermanfaat untuk mengatasi kecemasan. Sebuah meta-analisis dari 13 studi terpisah menyoroti bahwa mereka yang melakukan banyak olahraga memiliki perlindungan yang lebih baik dari mengembangkan gejala kecemasan daripada mereka yang tidak.
Penjelasannya, olahraga berdampak pada sistem ancaman di tubuh kita. Sistem ancaman, yang dipimpin oleh amigdala (bagian otak kita yang terkait dengan pemrosesan emosional) terus-menerus memindai ancaman dan ketika mendeteksinya, ia membanjiri tubuh dengan adrenalin dan kortisol untuk membantu kita merespons secara fisik dengan aktivitas paling efektif.
Baca Juga: Kota Bandung Kini Miliki UPT Pengelolaan Sampah, Sampah di Kota Bandung Kini Jadi Tanggungjawab DLHK
Ini biasanya berarti kita mendapatkan laju pernapasan yang lebih cepat, aliran darah yang meningkat, perut yang ingin mengosongkan diri, dan otot yang sangat kencang.
Olahraga kemudian dapat menjadi cara yang efektif untuk mengendurkan beberapa otot tersebut, mengatur sistem kita, dan mengalihkan perhatian kita sehingga dampak fisiologis dan psikologis dari kecemasan berkurang. (ap sutarwan) ***