Kelelawar di Balik Covid-19 Ada di Laos, Asia Tenggara Berpotensi Jadi Hotspotnya

- 25 September 2021, 23:42 WIB
Ilustrasi kelewar
Ilustrasi kelewar /pexel.com

PORTAL BANDUNG TIMUR - Para ilmuwan telah menemukan tiga virus pada kelelawar di Laos yang lebih mirip dengan SARS-CoV-2 daripada virus yang diketahui, baru-baru ini. Tiga virus tersebut adalah BANAL 52, BANAL 103 dan BANAL 236.

Menurut mereka, bagian dari kode genetik kelelawar di Laos tersebut mendukung klaim bahwa virus di balik Covid-19 berasal dari alam.

“Temuan itu menarik dan cukup menakutkan,“ ujar David Robertson, seorang ahli virologi di University of Glasgow, Inggris, mengomentari temuan baru tersebut, seperti dikutip dari nature.

Penelitian tersebut, dilakukan Marc Eloit,  ahli virus di Institut Pasteur di Paris dan rekan-rekannya di Prancis dan Laos.

Baca Juga: Target 80 Persen Masyarakat Kabupaten Bandung di Vaksin

Penelitian diawali dengan pengambilan sampel air liur, kotoran, dan urin dari 645 kelelawar di gua-gua di Laos utara. Hasilnya, pada tiga spesies kelelawar tapal kuda ( Rhinolophus ), mereka menemukan virus yang masing-masing lebih dari 95% identik dengan SARS-CoV-2, yang mereka beri nama BANAL 52, BANAL 103 dan BANAL 236.

Edward Holmes, ahli virologi di University of Sydney di Australia menjelaskan, ketika SARS-CoV-2 pertama kali diurutkan, domain pengikatan reseptor tidak benar-benar terlihat seperti yang pernah dilihat  sebelumnya. Hal ini menyebabkan beberapa orang berspekulasi bahwa virus itu diciptakan di laboratorium .

Tetapi coronavirus Laos mengkonfirmasi bagian-bagian dari SARS-CoV-2 ini ada di alam. “Saya lebih yakin dari sebelumnya bahwa SARS-CoV-2 berasal dari alam,” kata Linfa Wang, ahli virus di Duke–NUS Medical School di Singapura.

Baca Juga: Kapolres Garut Senang Gibran Diketemukan, Kata Netizen Kalian Luar Biasa

Dilaporkan Nature,  tahun lalu, para peneliti menggambarkan kerabat dekat SARS-CoV-2 lainnya, yang disebut RaTG13, yang ditemukan pada kelelawar di Yunnan . Ini 96,1% identik dengan SARS-CoV-2 secara keseluruhan dan kedua virus itu mungkin memiliki nenek moyang yang sama 40–70 tahun yang lalu.

Halaman:

Editor: Agus Safari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah