Jurnalis di Serang Tentara Zionis Israael Saat Melakukan Liputan di Yarun Lebanon Selatan

- 14 November 2023, 22:17 WIB
Awak media berlarian saat tetara Zionis Israel menembakan rudal ke kelompok jurnalis yang tengah melakukan liputan kesurakan Kota Yaroun Libanon Selatan akibat serangan Israel, Senin 13 November 2023.
Awak media berlarian saat tetara Zionis Israel menembakan rudal ke kelompok jurnalis yang tengah melakukan liputan kesurakan Kota Yaroun Libanon Selatan akibat serangan Israel, Senin 13 November 2023. /Tangkapanlayar Youtube Al Jadeed/

PORTAL BANDUNG TIMUR – Belasan jurnalis dari berbagai media yang tengah melakukan peliputan di kota Yarun Lebanon Selatan Senin 13 November 2023 mendapat serangan dari militer Zionis Israel. Penyerangan di duga dilakukan militer Zionis Israel buntut dari laporan sejumlah media terkait serangan yang dilancarkan dekat Alma Al-Shaab di Lebanon selatan.

Al-Jazeera mengatakan fotografernya Issam Mawasi mengalami terluka ringan akibat pemboman Israel. “Kendaraan penyiaran Al-Jazeera juga rusak akibat serangan itu. Serangan itu terjadi ketika sekelompok jurnalis melakukan tur di daerah tersebut,” demikian laporan di situs penyiaran Qatar yang dikutip situs berita Arab News, Selasa 14 November 2023.

Kepala biro Al-Jazeera Lebanon Mazen Ibrahim menuduh Israel mentargetkan secara langsung kelompok tersebut. Dimana para jurnalis berada di tempat terbuka.  “Pasukan pendudukan Israel tidak segan-segan menargetkan jurnalis secara langsung,” tuduh Mazen Ibrahim.

Baca Juga: Benjamin Netanyahu Sangkal Serangan Hamas Akibat Tentara Cadangan Lakukan Protes

Sebelumnya pada 13 Oktober, jurnalis Reuters Issam Abdallah terbunuh dan enam jurnalis lainnya dari AFP, Al Jazeera dan Reuters terluka saat meliput pertempuran lintas batas di Lebanon selatan.

Pihak berwenang Lebanon menuduh Israel berada di balik serangan tersebut. Tentara Zionis Israel mengatakan pihaknya sedang menyelidiki kemungkinan serangan fatal tersebut.

Walikota Yarun Ali Qassem Tahfah mengatakan dua serangan Israel berturut-turut pada hari Senin 13 November 2023 mentargetkan kelompok jurnalis. Mengenai beberapa meter dari kendaraan tim dan menyebabkan kerusakan.

Kantor Berita Nasional resmi Lebanon juga mengatakan dua serangan tentara Zionis Israel mentargetkan tim media yang bekerja di Yarun.  Penyiar lokal Al-Jadeed memposting video di X, menunjukkan salah satu korespondennya, mengenakan rompi pelindung dan helm bertanda pers, melakukan siaran langsung ketika satu serangan terjadi, dan kobaran api berikutnya terjadi di dekatnya.

Baca Juga: 50 orang Sandera Tewas 60 Lainnya Hilang di Reruntuhan Akibat Serangan Drone Zionis Israel

Rekaman video lainnya menunjukkan kendaraan sipil termasuk setidaknya satu tanda “pers” di jalan yang berdekatan dengan kobaran api.  “Kami sedang melakukan tur untuk memeriksa rumah-rumah yang rusak, sekitar 15 menit setelah kami berada di dekat sebuah rumah yang rusak, serangan pertama menghantam dinding rumah yang dibom, dan serangan kedua menghantam jalan,” ujarnya jurnalis Amal Khalil dari surat kabar lokal Al-Akhbar seraya menambahkan bahwa drone pengintai Israel telah terbang di atas kota pada saat serangan terjadi.

Ketika perang di Gaza memakan banyak korban jiwa bagi jurnalis, badan-badan pers internasional mengutuk pembunuhan pekerja media dan menyerukan penyelidikan independen atas kematian mereka.

Sebelumnya organisasi pers Palestina dan Arab telah melangkah lebih jauh dengan mengatakan mereka akan menuntut Israel atas kejahatan perang terhadap rakyat dan jurnalis Palestina. Sindikat Jurnalis Palestina mengatakan bahwa lebih dari 30 jurnalis telah terbunuh di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki sejak 7 Oktober, ketika Israel memulai serangan balasan melalui udara, laut dan darat menyusul serangan Brigade Al-Qassam Hamas.

Baca Juga: Dikecam, Pernyataan Amichay Eliyahu Agar Militer Segera Gunakan Bom Nuklir untuk Akhiri Peperangan

Sindikat tersebut mengatakan bahwa jurnalis yang dibunuh termasuk Mohammed Ali, Khalil Abu Athrah, Samih Al-Nadi, Issam Bahar, Mohammed Baloushah, Abdulhadi Habib, Hussam Mubarak, Ahmad Shihab, Mohammed Fayez, Yousef Abu Mattar, Said Taweel, Mohammed Suboh, Hisham Al -Nawajhah, Asad Shamlakh, Mohammad Al-Salhi, Ibrahim Lafi dan Mohammad Jarghoun.

PJS juga mengatakan telah kehilangan kontak dengan jurnalis Nidal Al-Wahidi dari saluran berita Al-Najah dan jurnalis foto Haitham Abdelwahid dari Ain Media.

Federasi Jurnalis Internasional mengecam “serangan yang sering dilakukan” Israel terhadap jurnalis di Tepi Barat dan Gaza, dan menyerukan penyelidikan segera. IFJ yang berbasis di Brussel mengatakan setidaknya 38 jurnalis dan pekerja media telah tewas sejak awal perang Israel-Hamas, sementara beberapa lainnya terluka dan lainnya hilang.***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah