Benjamin Netanyahu Sangkal Serangan Hamas Akibat Tentara Cadangan Lakukan Protes

- 7 November 2023, 20:31 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu didesak rakyatnya mengundurkan diri. Hal itu terungkap dalam jajak pendapat terbaru yang disiarkan oleh Hebrew Channel 13 pada Jumat, 3 November 2023.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu didesak rakyatnya mengundurkan diri. Hal itu terungkap dalam jajak pendapat terbaru yang disiarkan oleh Hebrew Channel 13 pada Jumat, 3 November 2023. /Foto/Quds Press

PORTAL BANDUNG TIMUR – Unjukrasa menuntut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban kegagalan memberikan keamanan bagi rakyatnya atas serangan militan Palestina Hamas terus berlangsung. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak memberikan jawaban atas serangan Hamas sebagai bentuk kegagalan pemerintahannya dan serangan ditimbulkan akibat protes tentara cadangan terhadap dirinya.

Gelomnang serangan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sejak kembali menjabat sebagai Perdana Menteri Israel untuk ke 6 kalinya sejak 1996 dinyatakan telah gagal memberikan keamanan pada rakyatnya. Sejak akhir masa jabatan ke 5 sebagai Perdana Menteri Israel kebijakan Benjamin Netanyahu mengundang pro dan kontra. Aksi dilakukan ribuan rakyat prodemokrasi dan reformasi hukum yang dinilai untuk menghindari proses hukum yang menjerat Benjamin Netanyahu dari kasus korupsi, suap dan sederet kasus lainnya selama menjabat sebagai Perdana Menteri Israel untuk ke 5 kalinya.

Hingga Selasa 7 November 2023 aksi ribuan warga Israel turun ke jalan Ayalon sebagai jalan utama di Kota Tel Aviv, Yerusalem masih berlangsung. Bahkan aparat kepolisian dan militer berupaya menahan aksi pendemo di depan apartemen Benjamin Netanyahu di Azza Street serta rumah pribadinya di Balfour Street.

Baca Juga: 50 orang Sandera Tewas 60 Lainnya Hilang di Reruntuhan Akibat Serangan Drone Zionis Israel

Para pendemo tidak henti-hentinya meneriakan,’penjara sekarang!,’ seraya mengibarkan bendera biru dan putih Israel. Pendemo menyatakan sejak berkuasa Benjamin Netanyahu telah gagal memberikan rasa aman kepada raykatnya dengan terus menerus melakukan konfrontasi dengan para pihak Palestina.

Dalam jejak pendapat Channel 13 Television Israel sebagaimana dikutip dari situs berita Arab News, menunjukkan bahwa 76 persen warga Israel berpendapat bahwa Netanyahu, yang kini menjabat perdana menteri untuk keenam kalinya, harus mengundurkan diri dan 64 persen mengatakan negara tersebut harus mengadakan pemilu segera setelah perang.

Ketika ditanya siapa yang paling bersalah atas serangan itu, 44 persen warga Israel menyalahkan Netanyahu, sementara 33 persen menyalahkan kepala staf militer dan pejabat senior IDF, dan 5 persen menyalahkan Menteri Pertahanan, menurut jajak pendapat tersebut.

Serangan pada Sabtu 7 Oktober 2023 menurut mantan Perdana Menteri Israel Ehud Barak menggambarkan serangan itu sebagai pukulan paling parah yang dialami Israel sejak berhasil mendirikan negara di atas tanah Palestina. "Saya tidak percaya jika masyarakat mempercayai Netanyahu untuk memimpin ketika dia berada di bawah beban peristiwa dahsyat yang baru saja terjadi pada masa jabatannya,” katanya.

Baca Juga: Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah Tegaskan Tidak Takut Israel dan Amerika Serikat

Seorang mantan kepala staf Angkatan Pertahanan Israel mengatakan bahwa Netanyahu harus mengundurkan diri dari jabatannya. Sementara seorang mantan pejabat intelijen menggambarkan pemerintah sebagai disfungsional, kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sepenuhnya gagal.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x