Ciptakan Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur jadi DPSP, Kemen PUPR Lakukan Ini

- 23 Februari 2021, 06:49 WIB
Salah satu sudut pemandangan di Labuan Bajo, Seraya Flores, Nusa Tenggara Timur  .
Salah satu sudut pemandangan di Labuan Bajo, Seraya Flores, Nusa Tenggara Timur . /Portal Bandung Timur/heriyanto/

 

PORTAL BANDUNG TIMUR - Pembangunan infrastruktur di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terus dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Pembangunan infrastruktur di DPSP Labuan Bajo menjadi kawasan wisata premium dilaksanakan dengan tetap memperhatikan aspek konservasi lingkungan.

“Pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pengembangan infrastruktur yang mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi,” jelas Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Sejalan dengan hal tersebut, Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti mengatakan pembangunan infrastruktur di DPSP Labuan Bajo memperhatikan aspek konservasi dan keberlanjutan sosial, budaya, masyarakat, ekologi dan ekonomi.

Baca Juga: Lagi, Polres Cianjur Ungkap Peredaran Narkoba Asal  Lapas Cianjur  

“Apa yang kami bangun di DPSP Labuan Bajo tidak hanya berdasarkan perencanaan, tetapi kami sangat memperhatikan masalah lingkungan. Penataan di DPSP Labuan Bajo sesuai dengan peraturan dan kaidah yang berlaku. Ini merupakan usaha untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Labuan Bajo yang juga diharapkan dapat menjadi multiplier effect,” ujar Diana Kusumastuti, pada konferensi pers virtual Progres Pengembangan DPSP Labuan Bajo.

Salah satu kawasan di DPSP Labuan Bajo yang ditata menurut Diana Kusumastuti, adalah Pulau Rinca yang saat ini progresnya mencapai 37persen. Penataan meliputi peningkatan dermaga eksisting Dermaga Loh Buaya,  bangunan pengaman pantai yang sekaligus berfungsi sebagai jalan setapak untuk akses masuk dan keluar ke kawasan objek, dan elevated deck pada ruas eksisting, berfungsi sebagai jalan akses yang menghubungkan dermaga.

Juga, pusat informasi serta penginapan ranger, guide dan peneliti. Dirancang setinggi 2 meter agar tidak mengganggu aktivitas komodo dan hewan lain yang melintas serta melindungi keselamatan pengunjung.

Baca Juga: Raksapuri di Purwakarta, Kurangi Sampah Domestik

Kemudian, bangunan Pusat Informasi yang terintegrasi dengan elevated deck, kantor resort, guest house dan kafetaria serta. Bangunan penginapan untuk para ranger, pemandu wisata, dan peneliti, yang dilengkapi dengan pos penelitian dan pemantauan habitat komodo.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah