Pengrajin Tahu Sumedang Menjerit, Harga Kacang Kedelai Melambung Tinggi

- 10 Juni 2021, 23:36 WIB
Pengrajin tahu tradisional di Blok Astana, Desa Talaga Wetan, Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka, terpaksa mengurangi produksi karena bahan baku kacang kedelai harganya melambung.
Pengrajin tahu tradisional di Blok Astana, Desa Talaga Wetan, Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka, terpaksa mengurangi produksi karena bahan baku kacang kedelai harganya melambung. /Foto : Istimewa

PORTAL BANDUNG TIMUR -  Tahu merupakan suatu makanan pokok dan termasuk pada makanan 4 sehat 5 sempurna. Tahu mempunyai gizi yang sangat tinggi dan mudah diproduksi. Bahan untuk membuat tahu salah satunya yaitu kacang kedelai.

Saat ini sudah banyak pabrik pembuatan tahu dan banyak ditemukan di setiap wilayah salah satunya tahu yang terkenal yaitu tahu Sumedang,  namun tidak hanya di Sumedang tahu bisa ditemukan, disetiap penjuru wilayah Indonesia tahu sudah menyebar.

Beberapa hari lalu berita di televisi ataupun artikel lainnya, saat ini harga kacang kedelai sedang melambung tinggi. Pengusaha tahu sedang kebingungan untuk membeli kacang kedelai yang pada akhirnya pengusaha tersebut memperoduksi tahu dengan bahan seadanya.

Baca Juga: Mau Masuk Gedung DPRD Cianjur, Ketua DPRD Kabupaten Cianjur Wajibkan Ini

Pada kesempatan mengunjungi dan berbincang langsung dengan Maman pengrajin tahu yang terletak di Blok Astana, Desa Talaga Wetan, Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka, banyak hal yang diungkapkan. Bukan hanya melambungnya harga kedelai yang juga berpengaruh pada hasil produksi, tetapi juga pada proses produksi.

Dalam perbincangan,  Maman pun menceritakan awal memulai usaha tahu. Pabrik tahu yang dikelolanya berdiri pada tahun 1985-sekarang secara turun temurun dan dijalankan oleh keluarganya.

Adapun cara pembuatan tahu tersebut yaitu kacang kedelai direndam selama 5 jam. Lalu dibersihkan oleh air mengalir dan dilanjut dengan menggiling kacang sampai halus karena jika tidak halus akan mempengaruhi pada hasil tahunya.

Selanjutnya kacang kedelai direbus sampai mendidih. Kemudian hasil rebusan kacang kedelai tersebut disaring dan air perasannya diambil, sedangkan ampasnya dipisahkan.

Baca Juga: Nadiem Makarim, PTM Bukan Sekolah Tatap Muka Biasa

Lalu air tersebut dicampur dengan air biang atau bibit, agar menjadi tahu. Setelah dicampur dengan air biang itu sudah menjadi tahu, karena ada campuran dengan air yang menggumpal lalu air tersebut dibuang.

“Untuk proses selanjutnya dicetak lalu bisa digoreng atau direbus. Untuk ampasnya bisa dijadikan sebagai pakan ternak,” terang Maman.

Dikatakan Maman, tahu hasil produksinya  bisa tahan hanya 3 hari karena tidak menggunakan pengawet. Setiap 1 kali gilingan saat membuat tahu, menggunakan kedelai 10 kilogram dan menghasilkan tahu 5 papan, untuk ukuran 50cm x 50cm.

Modal awal dalam pembuatan tahu sebesar Rp190.000. Mulai dari membeli kacang kedelai sampai membayar pekerja.

“Untuk harga jual tahu relatif sesuai kebutuhan konsumen ada yang tahu harga Rp200, Rp400, hingga Rp800. Tahu dipasarkan sehari sesudah pembuatannya dan untuk yang memasarkan tahu oleh saya sendiri dibantu anggota keluarg lainnya,” terang Maman.

Tentang harga kacang kedelai yang saat ini sedang melambung tinggi menurut Maman, para pengrajin tahu sangat membutuhkan subsidi dan bantuan dari pemerintah. Bahkan kalau perlu diberikan keringanan untuk harga kacang kedelai yang awalnya harga Rp7000 per kilogram sedangkan saat ini harga  Rp11000 per kilogram dan agar harga kacang kedelai tersebut bisa turun kembali.

“Karena ini sangat berdampak pada pengusaha tahu dan modal awal yang dipakai tidak sebanding dengan untung tahu yang dijual. Adapun jika ukuran tahu diperkecil banyak pelanggan yang tidak akan membeli dan jika harga tahu tinggi pembeli pun akan komplain,” keluh Maman. (putri ainun nahdiah)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah