Waduh, Pantas Harga Kacang Kedelai Mahal

- 31 Mei 2021, 13:25 WIB
Pengrajin tahu dan tempe tengah memproses kacang kedelai yang jadi bahan utama tahu dan tempe. Saat ini harga kacang kedelai di tingkat global mengalami kenaikan cukup signifikan.
Pengrajin tahu dan tempe tengah memproses kacang kedelai yang jadi bahan utama tahu dan tempe. Saat ini harga kacang kedelai di tingkat global mengalami kenaikan cukup signifikan. /Portal Bandung Timur/hp.siswanti/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kacang kedelai sepanjang tahun 2021 menjadi barang mahal bagi masyarakat Indonesia dalam pemenuhi gizi.  Lebih dari 90 persen kebutuhan kacang kedelai di Indonesia dipenuhi dari impor.

“Permasalahan harga kedelai memang tidak mudah, sebab kedelai sebagai bahan pembuat tempe dan tahu merupakan barang penting untuk pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Namun di sisi lain, lebih dari 90 persen kebutuhan kacang kedelai dipenuhi dari impor,” aku Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi, terkait dengan sulitnya mengontrol harga kedelai di Indonesia.

Disampaikan Mendag Muhammad Lutfi, harga kedelai impor diperkirakan masih akan mengalami kenaikan hingga akhir Mei 2021. Setelah itu harga kedelai diperkirakan akan mulai stabil seiring perbaikan produksi kedelai di beberapa negara Amerika Latin sebagai eksportir terbesar kedelai ke seluruh dunia.

Baca Juga: Masih Rendah, Cakupan Vaksinasi Covid-19 Lansia di Jawa Barat

“Kenaikan harga kedelai internasional dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adanya gangguan cuaca di Argentina dan Brasil sebagai eksportir kedelai terbesar. Kondisinya juga diperbarah dengan aksi mogok di sektor distribusi yang terjadi di Argentina,” ujar Mendag Muhammad Lutfi.

Dikatakan Mendag Muhammad Lutfi, hasil daripada crop di tahun 2021 dinyatakan baik dan Brasil akan kembali pada produksi, mungkin lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. “Jadi kami melihat harga ini akan menguat terus naik sampai akhir Mei, dan mudah-mudahan Juni sudah mulai membaik," tambah Mendag Muhammad Lutfi.

Harga kedelai awal hingga pertengahan tahun 2021 menurut Muhammad Lutfi, merupakan harga tertinggi dibandingkan tahun sebelumnya. “Sekarang ini harga kedelai itu US$ 13 per bushels-nya, dan ini adalah harga tertinggi dalam enam tahun terakhir. Kenapa? karena ada gangguan cuaca El Nina di Latin Amerika yang menyebabkan basah di Brazil dan Argentina,” ujar Muhammad Lutfi.

Faktor lainnya menurut Muhammad Lutfi, naiknya harga kedelain akibat pada tahun 2019 hingga 2020, dampak dari peristiwa flu babi  di Tiongkok yang membuat seluruh ternak babi harus dimusnahkan.  “Saat ini Tiongkok mulai ternak babi lagi dengan jumlah sekitar 470 juta ekor dan  ternak yang tadinya makanannya tidak diatur, sekarang ini diatur dan berlipatganda permintaan kedelai Tiongkok dari Amerika Serikat dalam kurun waktu singkat,” terang Muhammad Lutfi.

Baca Juga: Ada 500 Posisi untuk CPNS dan 16 Ribu untuk Guru Honorer jadi PPPK

Namun menutut Mendag Muhammad Lutfi, meskipun permintaan kedelai di pasar dunia meningkat, pihaknya memastikan stok kedelai untuk Indonesia dalam kondisi cukup. “Kami pastikan stok Indonesia dalam tiga sampai empat bulan ke depan cukup, yang terjadi saat ini adalah kenaikan harga,” ujar Muhammad Lutif.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah