Tengoklah ke Atas Langit, Berbagai Fenomena Alam Tengah Terjadi

- 11 Juli 2022, 12:50 WIB
Fenomena alam awan Altocumulus yang terjadi di langit Kota Bandung dan sekitarnya, dalam beberapa hari terakhir setiap pagi hari, seperti pada Senin 11 Juli 2022 dinihari hingga pagi menjelang siang.
Fenomena alam awan Altocumulus yang terjadi di langit Kota Bandung dan sekitarnya, dalam beberapa hari terakhir setiap pagi hari, seperti pada Senin 11 Juli 2022 dinihari hingga pagi menjelang siang. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Memasuki musim kemarau yang masih diwarnai hujan dengan intensitas ringan hingga sedang disejumlah wilayah Kota Bandung dan sekitarnya, ternyata sejumlah fenomena alam lainnya juga terjadi. Fenomena alam yang terjadi hampir disetiap waktu.

Seperti pada hari ini, Senin 11 Juli 2022 sejumlah fotografer memburu fenomena alam di langit Kota Bandung dan sekitarnya, berupa kelompok awan jenis Altocumulus. Fenomena alam berupa kumpulan awan kecil-kecil yang terlihat seperti beriringan terjadi sejak pukul 04.00 WIB dini hari menjadi objek foto sejumlah fotografer disejumlah titik pemotretan tempat yang menjadi ikon Kota Bandung.

“Kebanyakan rekan fotografer mengambil lokasi pengambilan (foto) di Jembatan Pasopati dan Lapang Gasibu serta Gedung Sate Bandung. Tapi tidak sedikit juga rekan yang senang olahraga bersepeda memburu moment fenomena alam awan Altocumulus di kawasan pegunungan Bandung Utara, khususnya di Tahura, Cimenyan dan saat ini yang sedang lagi naik daun pengambilan foto di Batu Kuda,” terang Nyaman (55) seorang penyuka foto Kota Bandung.

Baca Juga: Timas Indonesia U-19 Terlempar di Fase Group Piala AFF U-19 Oleh Regulasi, Begini Respon Coach Shin Tae-yong

Dikatakan Nyaman, bukan hanya awan jenis Altocumulus yang terjadi di Kota Bandung dan sekitarnya dalam beberapa pekan terakhir yang menjadi perburuan rekan-rekan foto. Jenis awan Cumulus berupa gumpalan awan putih bersih pada pagi menjelang siang, atau Nimbostratus gumpalan awan hitam jelang turun hujan siang hari dan jenis Stratus berupa awan keabu-abuan saat hendak hujan sore hari.

“Hal yang paling spektakuler adalah awan jenis lentikular yang menyerupai jamur raksasa pada bulan Maret lalu di belakang pegunungan Manglayang. Juga awan yang memiliki nama ilmiah cumulonimbus incus, seperti asap usai bom atom meledak yang terjadi di atas Gunung Tangkuban Parahu dan Gunung Wayang Windu, juga pada bulan Maret lalu,” ujar Nyaman.

 Fenomena alam awan Cumulus gumpalan awan putih menjelang terbentuk gupalan awan hitam saat akan turun  hujan beberapa waktu lalu.
Fenomena alam awan Cumulus gumpalan awan putih menjelang terbentuk gupalan awan hitam saat akan turun hujan beberapa waktu lalu.
Pada siang hari juga menurut Nyaman, para pemburu moment lewat berbagai jenis kamera juga memburu objek matahari. Selama ini banyak penyuka foto memburu moment sunrise (matahari terbit) ataupun sunset (matahari terbenam) dengan titik pengambilan dikawasan perbukitan Bandung Utara atau gedung-gedung tinggi atau flayover, tapi beberapa fenomena alam matahari lainnya juga banyak diabadikan.

Semisal fenomena matahari dengan cincin pelangi atau yang dikenal dengan istilah Halo Matahari pada akhir bulan Maret. Juga fenomena Surya Penthak dimana matahari terlihat memutih dengan sinarnya.

Baca Juga: Sapi Kurban Lompat Ke Sumur Tua pada Malam Idul Adha Berhasil Dievakuasi

“Memang mengabadikan matahari pada siang hari dengan sinarnya yang tampak memutih sangat menyilaukan. Tapi sensasinya dan teknik foto saat mengabadikannya membuat fotografer akan memburunya untuk menghasilkan karya foto yang bagus,” ujar Nyaman.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x