Program ‘Aku Bangga Aku Tahu’, Cegah Anak Terlahir Terinfeksi HIV/AIDS

1 Desember 2020, 14:04 WIB
Tangkapan layar media briefing secara virtual yang diselenggarakan Kementerian Keseharan, di Gedung Kemenkes, Jakarta. /Dok. Humas Kemenkes/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Penanganan masalah HIV/AIDS dan program kesehatan lainnya mengalami kendala selama masa pandemi COVID-19. Kementerian Kesehatan menguatkan komitmen untuk berupaya mencegah ibu hamil yang positif HIV/AIDS menularkan kepada anaknya.

Demikian disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid saat menggelar media briefing secara virtual, di Gedung Kemenkes, Jakarta.

“Sejak pertama kali ditemukan di Indonesia dan kemudian menjadi program nasional di Kementerian Kesehatan, sebenarnya banyak hal yang sudah dilakukan pemerintah sepanjang perjalanan HIV/AIDS di Indonesia sejak tahun 1987,” ujar Siti Nadia Tarmizi.

Baca Juga: Gubernur Anies Konfirmasi Positif COVID-19

Baca Juga: SMPN Satu Atap Cikoneng Butuh Air Bersih

Bahkan menurut Siti Nadia Tarmizi, tidak bisa hanya oleh sektor kesehatan saja, di berbagai lintas sektor dan lintas program, Kemenkes ikut terlibat. Mulai dari pencegahan sejak tentunya remaja, bagaimana mengubah perilaku beresiko seksual, ataupun bagaimana pengobatan dan sehingga seseorang yang terinfeksi HIV/AIDS tidak jatuh pada kondisi terpuruk dan tetap beraktivitas secara normal.

Dikatakan Siti Nadia Tarmizi, di awal tahun 2012 estimasi orang dengan HIV/AIDS di Indonesia ada sekitar 630 ribu. Estimasi ini cukup baik karena kemudian angkanya turun menjadi 543 ribu di 2018.

Pada tahun 2019 lalu, menurut Siti Nadia Tarmizi,  Kementerian Kesehatan bisa melakukan tes khususnya untuk HIV, Sifilis, dan Hepatitis kepada dua juta lebih ibu hamil. “Tahun ini, mungkin karena terkendala COVID-19 ibu hamil yang dites baru pada angka 1,7 juta, di mana dari 1,7 juta ini kurang lebih 0,3% nya positif HIV/AIDS,” terang Siti Nadia Tarmizi.

Baca Juga: Antapani Masih Teratas Kasus COVID-19

Baca Juga: Kementerian PUPR Tingkatkan Kualitas Pembelanjaan Anggaran

Ditegaskan Siti Nadia Tarmizi, Kemenkes menguatkan komitmen untuk berupaya mencegah ibu hamil yang positif HIV/AIDS menularkan kepada anaknya. ''Ini yang sudah pasti supaya kita menghasilkan SDM yang tentunya berdaya saing dan tentunya nanti akan berkontribusi pada pembangunan secara umum,'' ujar Siti Nadia Tarmizi.

Langkah awal yang lakukan Kemenkes menurut Siti Nadia Tarmizi, adalah mencegah anak yang dilahirkan tidak terinfeksi HIV/AIDS melalui Program Aku Bangga Aku Tahu. Kemenkes juga berusaha mengurangi stigma dan diskriminasi yang dirasakan orang dengan HIV/AIDS.

''Terutama pada anak-anak ataupun bayi yang tadinya HIV/AIDS positif kemudian mengalami stigma dan diskriminasi di masyarakat. Dengan Program Aku bangga Aku Tahu, untuk tahun ini kita berusaha mengurangi bahkan menghilangkan stigma dan diskriminasi,'' lanjut Siti Nadia Tarmizi.

Baca Juga: 4000 Masker Dukung Bandung Duta Perubahan Perilaku

Baca Juga: Operasi Perketat AKB Jaring Seribu Lebih Pelanggar

Ditegaskan Siti Nadia Tarmizi, melalui program ‘Aku Bangga Aku Tahu’, Kemenkes mengajak semua orang untuk mengetahui status HIV/AIDS nya. ''Supaya memastikan pada saat nanti berkeluarga dan kemudian berencana untuk memiliki keturunan dipastikan sudah mengetahui status HIV/AIDS nya,'' pungkas Siti Nadia Tarmizi.

Sementara, Ketua PP Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi dr. Ari Kusuma J, Sp. OG mengatakan, menambahkan, untuk mengakhiri HIV/AIDS terdapat 3 ukuran. Ukuran tersebut, zero infeksi baru, pemerintah akan menekan infeksi baru seminimal mungkin tidak ada kasus baru, dengan ditargetkan sebanyak 90% orang dengan HIV/AIDS mengetahui statusnya.

Ukuran kedua, zero kematian akibat HIV/AIDS, hal ini diukur dari 90% orang dengan HIV/AIDS diobati atau menjalani pengobatan ARV. Dan ukuran ketiga, zero diskriminasi, yakni 90% orang dengan HIV/AIDS tidak merasa terdiskriminasi.

Baca Juga: Longsor Terjang Dua Rumah Warga Cikoneng

Baca Juga: Anggota KPPS dan Pamsung Cileunyi Kembali Kedapatan Reaktif

''Kita melihat masih banyaknya diskriminasi terhadap anak-anak dengan HIV/AIDS baik oleh keluarganya maupun oleh masyarakatnya masih mengalami stigma dan diskriminasi. Penanganan HIV/AIDS harus menjadi komitmen bersama dan untuk sampai ke sana tidak bisa bekerja seperti pemadam kebakaran, sudah kejadian barulah bergerak, tetapi kita mulai dari pencegahan penyakit menular pada perempuan usia produktif,” terang Ari Kusuma, seraya menambahkan pentingnya pendidikan seksual serta memahami kesehatan reproduksi bagi remaja. (heriyato)***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler