Program ‘Aku Bangga Aku Tahu’, Cegah Anak Terlahir Terinfeksi HIV/AIDS

- 1 Desember 2020, 14:04 WIB
Tangkapan layar media briefing secara virtual yang diselenggarakan Kementerian Keseharan, di Gedung Kemenkes, Jakarta.
Tangkapan layar media briefing secara virtual yang diselenggarakan Kementerian Keseharan, di Gedung Kemenkes, Jakarta. /Dok. Humas Kemenkes/

Baca Juga: Kementerian PUPR Tingkatkan Kualitas Pembelanjaan Anggaran

Ditegaskan Siti Nadia Tarmizi, Kemenkes menguatkan komitmen untuk berupaya mencegah ibu hamil yang positif HIV/AIDS menularkan kepada anaknya. ''Ini yang sudah pasti supaya kita menghasilkan SDM yang tentunya berdaya saing dan tentunya nanti akan berkontribusi pada pembangunan secara umum,'' ujar Siti Nadia Tarmizi.

Langkah awal yang lakukan Kemenkes menurut Siti Nadia Tarmizi, adalah mencegah anak yang dilahirkan tidak terinfeksi HIV/AIDS melalui Program Aku Bangga Aku Tahu. Kemenkes juga berusaha mengurangi stigma dan diskriminasi yang dirasakan orang dengan HIV/AIDS.

''Terutama pada anak-anak ataupun bayi yang tadinya HIV/AIDS positif kemudian mengalami stigma dan diskriminasi di masyarakat. Dengan Program Aku bangga Aku Tahu, untuk tahun ini kita berusaha mengurangi bahkan menghilangkan stigma dan diskriminasi,'' lanjut Siti Nadia Tarmizi.

Baca Juga: 4000 Masker Dukung Bandung Duta Perubahan Perilaku

Baca Juga: Operasi Perketat AKB Jaring Seribu Lebih Pelanggar

Ditegaskan Siti Nadia Tarmizi, melalui program ‘Aku Bangga Aku Tahu’, Kemenkes mengajak semua orang untuk mengetahui status HIV/AIDS nya. ''Supaya memastikan pada saat nanti berkeluarga dan kemudian berencana untuk memiliki keturunan dipastikan sudah mengetahui status HIV/AIDS nya,'' pungkas Siti Nadia Tarmizi.

Sementara, Ketua PP Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi dr. Ari Kusuma J, Sp. OG mengatakan, menambahkan, untuk mengakhiri HIV/AIDS terdapat 3 ukuran. Ukuran tersebut, zero infeksi baru, pemerintah akan menekan infeksi baru seminimal mungkin tidak ada kasus baru, dengan ditargetkan sebanyak 90% orang dengan HIV/AIDS mengetahui statusnya.

Ukuran kedua, zero kematian akibat HIV/AIDS, hal ini diukur dari 90% orang dengan HIV/AIDS diobati atau menjalani pengobatan ARV. Dan ukuran ketiga, zero diskriminasi, yakni 90% orang dengan HIV/AIDS tidak merasa terdiskriminasi.

Baca Juga: Longsor Terjang Dua Rumah Warga Cikoneng

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x