Dampak Embargo Vaksin, di Sejumlah Negara Melonjak Ketiga Kasus Covid-19

- 7 April 2021, 19:56 WIB
Negara produsen vaksin Covid-19 melakukan embargo suplai vaksin ke Indonesia dan sejumlah negara terganggu hingga disejumlah negara mengakibatkan terjadi lonjakan ketiga dari kasus aktif Covid-19.
Negara produsen vaksin Covid-19 melakukan embargo suplai vaksin ke Indonesia dan sejumlah negara terganggu hingga disejumlah negara mengakibatkan terjadi lonjakan ketiga dari kasus aktif Covid-19. /Portal Bandung Timur/hp.siswanti

PORTAL BANDUNG TIMUR - Negara produsen vaksin melakukan embargo mengarahkan agar produksi vaksinnya tidak boleh diekspor, hanya boleh dipakai di negara masing-masing. Banyak negara di Eropa, Asia dan Amerika Latin mengalami lonjakan ketiga dari kasus aktif Covid-19.

Disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, laju vaksinasi Covid-19 mendatang tidak secepat sebelumnya akibat telah terjadi embargo di beberapa negara produsen vaksin. ''Kita atur kembali sehingga kenaikannya tidak secepat sebelumnya, karena memang vaksinnya yang berkurang suplainya,''  terang Budi Gunadi Sadikin dari rilis yang disiarkan Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. 

Dikatakan Budi Gunadi sadikin, banyak negara-negara Eropa dan beberapa negara di Asia seperti India, Filipina, dan Papua Nugini, mengalami lonjakan kasus aktif Covid-19. Demikian pula dengan beberapa negara di Amerika Selatan seperti Brazil, lonjakan ketiga dari kasus aktif Covid-19 tengah terjadi.

Baca Juga: Total 12.539 Batang Rel Kereta atau Sekitar 32.700 Ton Untuk Kereta Cepat Jakarta Bandung  

Lonjakan kasus aktif Covid-19 menurut Budi Gunadi Sadikin diakibatkan negara-negara yang memproduksi vaksin mengarahkan produksi vaksin nya tidak boleh diekspor. Negara-negara produsen vaksin hanya boleh dipakai di negara masing-masing.

“Hal itu telah mempengaruhi ratusan negara di dunia termasuk Indonesia. Sehingga jumlah vaksin yang tadinya tersedia untuk bulan Maret dan April masing-masing 15 juta dosis atau total 30 juta dosis hanya bisa dapat 20 juta dosis,” jelas Budi Gunadi Sadikin.

Dikatakan Budi Gunadi Sadikin, pihaknya berharap dapat dilakukan negosiasi dengan negara-negara produsen vaksin. ''Mudah-mudahan bulan Mei bisa kembali normal sehingga kita bisa melakukan vaksinasi dengan rate seperti sebelumnya yang terus meningkat,'' harap  Budi Gunadi Sadikin.

Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Uno,  KEK Tanjung Lesung Banten, KEK Pertama di Indonesia

Sementara terkait dengan keterbatasan suplai vaksin, menurut Budi Gunadi Sadikin, prioritas penerima vaksinasi harus diperjelas. Prioritas diatur berdasarkan risiko terpapar.

Berdasar data yang ada di Kementerian Kesehatan menunjukkan dari 1,5 juta yang terpapar. Sebanyak 10 persennya Lansia di atas 60 tahun. Tapi dari 100 persen  yang meninggal, 50persennya adalah Lansia.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x