Pernyataan Arteria Dahlan Minta Kajati Diganti Karena Berbahasa Sunda, Dinilai Merusak Marwah DPR  

- 18 Januari 2022, 17:39 WIB
 Ketua Paguyuban Panglawungan Sastra Sunda (PP-SS), Cecep Burdansyah
Ketua Paguyuban Panglawungan Sastra Sunda (PP-SS), Cecep Burdansyah /Tangkapan layar YouTube Cecep Burdansyah/

 

PORTAL BANDUNG TIMUR - Pernyataan minta Kajati diganti karena berbahasa Sunda saat rapat yang disampaikan Anggota Komisi III DPR  Fraksi PDI Perjuangan, Arteria Dahlan, dinilai kontraproduktif bagi partai tempatnya bernaung. Ketua Paguyuban Panglawungan Sastra Sunda (PP-SS), Cecep Burdansyah mengatakan, sebagai partai yang mengusung nasionalis dan menghormati kemajemukan.

"Pernyataan Arteria Dahlan justru berlawanan dengan visi partai, dan secara politik merusak citra partai, sehingga lambat laun kehilangan masa depan karena ditinggalkan konstituen," ungkap Cecep Burdansyah melalui keterangan Pernyataan Sikap, Selasa, 18 Januari 2022.

Cecep menegaskan, pernyataan Arteria juga jelas berlawanan dengan visi misi DPR sebagai lembaga yang merepresentasikan aspires rakyat, bahkan pada akhirnya merusak citra dan kehormatan lembaga DPR. "Meskipun Arteria ada di Komisi III yang membidangi hukum, seharusnya dia menghormati Komisi X yang membidangi pendidikan dan kebudayaan," papar dia.

Baca Juga: 100 Pohon Anggur Ukraina Terus Berbuah di Keboen Anggur Cangri Ciparay Kabupaten Bandung

Selain melukai penutur bahasa daerah, Kata Cecep, Pernyataan Arteria juga jelas menunjukkan ego sektoral yang mengakibatkan rusaknya marwah DPR.

Atas pertimbangan tersebut, Paguyuban Panglawungan Sastra Sunda (PP-SS) menuntut permintaan maaf Arteria Dahlan kepada, Jaksa Agung dan Kajati, Penutur Bahasa Sunda, Penutur Bahasa Daerah, Pimpinan DPR dan Pimpinan PDIP dan Fraksi PDIP.

Lebih jauh Cecep dalam pernyataannya Pernyataan Arteria Dahlan disaksikan baik oleh sesama anggota DPR dan rakyat melalui media, dan dikhawatirkan sikap tersebut menular dan jadi sikap politik para politikus dan kader partai di tanah air. Sehingga, Lanjut Cecep, peminggiran terhadap bahasa daerah perlahan tapi pasti menggiring pada kematian bahasa daerah.

Baca Juga: Kenali Skala Intensitas Gempa Ini, Agar Paham Peringatan Dini BMKG

"Perlu diingat, meskipun sudah termaktub dalam konstitusi dan regulasi turunannya, implemengasi di lapangan, penghormatan dan pemeliharan bahasa daerah sebagai bagian dari kebudayaan nasional masih jauh dari harapan. Salah satu buktinya, pelajaran bahasa daerah di sekolah tingkat dasar dan menengah masih sangat minim bahkan terpinggirkan. Dilihat dari kerangka edukasi, jelas pernyataan Arteria sangat berbahaya bagi keutuhan bangsa dan keutuhan NKRI," Katanya. (syiffa ryanti)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x