Desa Citaman Nagreg, Desa Wisata Sejarah Budaya Kerajaan Kendan

31 Agustus 2021, 18:46 WIB
Salah satu sudut Desa Citaman Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung yang pada masa lalu merupakan salah satu kawasan kerajaan terua di Indonesia, Kerajaan Kendan. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Pemerintah Desa Citaman Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung sedang melakukan penataan dalam upaya menuju progres kesiapan desa wisata  'Sejarah Budaya Kerajaan Kendan' Desa Citaman. Desa Citaman menjadi salah satu percontohan pengembangan desa wisata dengan menonjolkan kearifan lokal, alam dan budaya dari 14 desa di Kabupaten Bandung yang masuk program 'Bedas Kalamdaya' yang digulirkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung. 

Kepala Desa Citaman Yayan Heryana mengungkapkan, pengembangan desa wisata di Desa Citaman itu dengan mengangkat potensi sejarah, arsitektur, agama, budaya, kuliner, seni, kultur, dan potensi kekayaan alam yang dimiliki.

"Sudah hampir dua Minggu ini, kita sedang mempersiapkan sarana dan prasarana desa wisata dengan sumber anggaran sebesar Rp 500 juta dari Kementerian Desa. Dalam proses penyalurannya dibagi dua termin, termin pertama 70 persen dan kedua 30 persen," kata Yayan Heryana kepada wartawan di Desa Citaman, Selasa 31 Agustus 2021.

Untuk progres kesiapan desa wisata itu, imbuh Yayan Heryana, pemerintah desa sedang membangun tiga gazebo, empat kios untuk para pedagang, toilet  dan sarana parkir. "Pembangunan sarana dan prasarana untuk progres kesiapan desa wisata itu diagendakan selama 90 hari kerja. Setiap harinya kita melaporkan hasil pekerjaan pembangunan sarana dan prasarana itu ke Kementerian Desa yang disampaikan pula ke Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bandung," ungkap Yayan Heryana.

Baca Juga: Ternyata, PPKM Berlanjut Kabupaten Cianjur dari Level 4 ke Level 2

Ia mengungkapkan, laporan harian dari mulai proses pembelanjaan material bangunan hingga pengerjaan pembangunan sarana dan prasarana itu sebagai bentuk transparansi. "Nilai barang juga dilaporkan," ucap Yayan Heryana. 

Yayan mengatakan, untuk pengembangan desa wisata itu, nantinya mendapat dukungan dari seluruh dinas yang ada di Kabupaten Bandung sebagai tindaklanjut dari perjanjian antara pemerintah desa dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung di Hotel Sutan Raja Soreang beberapa hari lalu. 

Pengembangan desa wisata Desa Citaman itu, fokus pada mengungkap sejarah budaya Kerajaan Kendan. Tentunya, dalam pelaksanannya lebih pada mengkolaborasikan antara nilai sejarah, budaya, agama, seni, kultur, arsitektur (bangunan) atau fisik.

"Desa wisata ini mengkolaborasikan antara modern dan tradisional sesuai dengan tuntutan pasar. Misalnya, pada sejarah Kerajaan Kendan yang berkembang pada abad 6, dalam penataan estetika masa lampau itu disesuaikan dengan tren atau mengikuti perkembangan modern saat ini. Ada sentuhan baru, dulu tak ada internet, dan sekarang dibutuhkan pemasangan internet untuk desa wisata. Hal itu dalam upaya menuju desa digital 2022," tuturnya. 

Menurut Yayan Heryana, pembangunan sarana dan prasarana itu, untuk mewujudkan konsep wisata yang sesungguhnya. "Bahkan kita sudah membuat kajian master plan desa wisata sejarah budaya Kerajaan Kendan  Desa Citaman," ujarnya. 

Baca Juga: Kita Jaga Kyai Digelar Baznas dan Kemenag Jabar, 810 Kyai dan 1.211 Santri Santriwati di Vaksin

Dari kajian master plan desa wisata itu, lanjutnya, berisi  potensi geo-historis kendan batuan kendan sebagai dasar kebudayaan neolitik hunian purba tepian Danau Bandung sebagai sejarah kerajaan kendan sebagai pusat Parahyangan dan dasar peradaban Sunda Galuh Abah ke 6 Masehi. 

Yayan mengungkapkan, terkait dengan urgensi kebutuhan pengembangan desa wisata berbasis potensi alam, sejarah kebudayaan dan ekonomi pemberdayaan masyarakat. 

"Tujuan dan sasaran dari pengembangan desa wisata itu, untuk meningkatkan kualitas lingkungan kawasan permukiman pada wawasan perencanaan yang dapat mendukung upaya pelestarian sejarah budaya kerjaan Kendan," terangnya.

Selain itu, katanya, untuk menciptakan fasilitas publik yang mampu memberikan daya tarik wisata dan edukasi bagi pengunjung. "Mengakomodasi peluang ekonomi yang tumbuh dari masyarakat setempat melalui pengembangan desa wisata berbasis sejarah dan budaya Kerajaan Kendan," ucapnya. 

Baca Juga: Melanggar Kode Etik, Gaji Pokok Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Dipotong 40 Persen

Tujuan lainnya adalah mengidentifikasi potensi wisata berbasis sejarah dan budaya Kerajaan Kendan. Kemudian rekomendasi perencanaan kawasan Desa Citaman sebagai destinasi wisata berbasis sejarah dan budaya Kerajaan Kendan guna meningkatkan kualitas kawasan Desa Citaman dengan memperhatikan aspek pembangunan pariwisata berkelanjutan.

"Pengembangan desa wisata itu sebagai bentuk komitmen dari menteri pariwisata, gubernur, bupati, dan kepala desa. Semua konsentrasi pengembangan desa wisata diharapkan menjadi ekses terhadap kemampuan ekonomi warga yang lebih baik," pungkasnya. (neni mardiana)***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler