HIV/AIDS Tahun 2030 Lenyap di Cianjur, Ini Langkah yang Dilakukan Pemerintah Cianjur

13 September 2022, 01:04 WIB
Bupati Cianjur H. Herman Suherman saat memberikan keterangan kepada awak media terkait upaya menekan angka kasus HIV/AIDS di Cianjur. /Portal Bandung Timur/dani jatnika/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Pemerintah Kabupaten Cianjur mentargetkan tahun 2030 Kabupaten Cianjur terbebas dari kasus penyakit HIV/AIDS. Sebagai daerah penyangga Ibu Kota Negara dan Ibu Kota Provinsi Kabupaten Cianjur sangat rentan terhadap penyebaran HIV/AIDS.

“Sejak hari ini kita akan melakukan berbagai upaya untuk membebaskan Kabupaten Cinajur Nol kasus HIV/AIDS pada tahun 2030. Kita akan melibatkan berbagai pihak untuk membebaskan masyakat dari penyakit HIV/AIDS,” ujar Bupati Cianjur Herman Suherman kepada wartawan Senin 12 September 2022.

Dikatakan Herman Suherman, penyebaran penyakit HIV/AIDS di Kabupaten Cianjur sulit untuk dihindari karena Cianjur berada di jalur perlintasan kota besar. Cianjur juga sebagai daerah penyangga ibu kota negara dan ibu kota provinsi , sehingga berbagai macam kebiasaan pendatang berpengaruh besar terhadap kebiasaan warga.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Harian Indonesia di Peringkat 20 Dunia, Masih Ada 1.800 Lebih Kasus Harian

“Tingginya kasus HIV/AIDS di Kabupaten Cianjur lebih banyak diakibatkan pergaulan bebas hingga penyalahguna narkoba banyak diikuti warga. Termasuk memakai narkoba dengan jarum suntik yang dapat menularkan virus HIV/AIDS,” ujar Herman Suherman.

Selain melibatkan tenaga kesehatan hingga ke pelosok daerah menurut Herman Suherman pihaknya juga akan meninstruksikan pemerintahan kewilayahan serta pimpinan ulama dan keagamaan untuk terlibat. “Ini menjadi tugas bersama untuk menekan angka penularan dan angka kematian akibat virus mematikan itu," tegas Herman Suherman.

Terhadap tenaga dan penggerak kesehatan masyarakat, pihaknya menginstrusikan  melakukan deteksi dini melalui tes  Infeksi Menular Seks (IMS). Bagi mereka yang sudah tertular akan diwajibkan melakukan sejumlah pemeriksaan kesehatan rutin dan pemberian obat-obatan.

Baca Juga: Kecap dan Sambal Ayam Goreng ABC di Tarik di Singapura, Ini Kata Badan POM

Selain itu, untuk menekan angka penderita ODHA penanganan dilakukan secara bersama-sama lintas dinas maupun OPD (Organisasi Perangkat Daerah). Seluhur dinas diminta turut memberikan pemahaman sejak dini terhadap anak usia sekolah agar tidak terlibat dalam seks bebas atau seks sesama jenis yang selama ini banyak tertular.

Tidak kalah pentingnya menurut Herman Suherman peran alim ulama dan tokoh agama. “Pembinaan secara keagamaan melibatkan tokoh agama agar warga terhindar dari virus mematikan itu, agar Cianjur terbebas dari penyakit HIV/AIDS tahun 2030,” ujar Herman Suherman.

Sementara Sekretaris MUI Cianjur Saeful Ulum, mengatakan selama ini alim ulama dan tokoh agama lainnya sudah melakukan berbagai upaya melakukan pencegahan. Diantaranya melalui sosialisasi terkait bahaya pergaulan bebas dan penggunaan obat terlarang yang dapat menyebabkan tertular berbagai macam penyakit termasuk HIV/AIDS.

"Dalam setiap kesempatan kita sampaikan tentang bahaya narkoba maupun pergaulan bebas lainnya yang dapat menimbulkan penyakit HIV/AIDS. Bukan hanya tokoh agama dan ulama, bahkan khotib di seluruh masjid yang ada di Cianjur, untuk selalu mengingatkan dan mensosialisasikan ke warga terkait bahaya dan dosa yang akan mereka dapat ketika melakukan hal yang salah termasuk seks bebas," pungkas Saeful Ulum. (wawan kusmiran)***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler